Namun anggapan tersebut ternyata salah. Sedikit berbagi..
Ada cara yang asyik membaca Alquraan ternyata, yaitu dengan membaca sejarah kehidupan Rasulullah. Orang-orang yang buta bahasa Arab dan jauh dari lingkungan yang Islami, seperti saya,akhirnya ikut2an 'terperosok' untuk mempelajari Al'quraan.
Saya terperosok, setelah membaca sirah Rasulluah SAW. Ada beberapa point kehebatan Al-quran ternyata dibandingkan dengan kitab-kitab suci lainnya (ini salah satu bagian yang mengasyikan itu). Bahwa Wahyu dalam Al-quraan itu ternyata diturunkan sangat kontekstual. Ia turun untuk menjawab persoalan-persoalan pelik yang dihadapi oleh Rasulullah dalam memimpin umatnya. (tahunya sangat telat neh, kacau).
Setiap ada persoalan, turun wahyu. Wahyu itu turun dalam momentum keseharian Rasulullah saat memimpin ummatnya, saat bertempur, saat mengatasi konflik sosial, saat pembagian harta, saat terjadi pertengkaran, saat menghadapi orang-orang munafiq, saat ada dampak negatif dari alkohol,dsb. Inilah yang mungkin disebut oleh orang bijak bahwa Al-quraan itu 'membumi'.
Hebatnya lagi wahyu-wahyu itu yelah teruji oleh sejarah dengan bukti banyaknya persoalan-persoalan pelik yang dapat diselesaikan yang dihadapi di sepanjang era kenabian beliau.
Wahyu-wahyu yang turun secara kontekstual itu selaras dengan keberhasilan beliau didalam membangun dan memimpin umat. Salah satu indikatornya adalah dengan berlipatnya jumlah pengikut beliau. Dari 7 orang pada saat Bai'at Aqabah tahun 11 era kenabian, lalu 70 pada baiat ke-2, 2 tahun berikutnya, lalu 90 orang saat beliau tiba di Madinah, lalu menjadi 300 setahun setelah beliau di madinah, kemudian berlipat menjadi 1400 orang pejuang militan dan ribuan pengikut pada waktu 5 tahun setelah hijrah. Dan kini hampir 2 milyar orang pengikut (ummat Muhammad) dalam waktu hanya 14 abad.
Pertanyaannya, Kepemimpinan yang menggunakan buka mana, selain Al-quraan, yang mampu mencapai keberhasilan yang sangat revolusikner seperti itu? Hanya kepemimpinan yang berbasis kepada Al-quran dan dijalankan secara kontekstual lah yang mampu mencapai hasil luar biasa seperti itu.
oleh karena itu, bagi saya sudah semestinya Quraan bukan sekedar kita jadikan kitab suci simbolis saja, akan tetapi menjadi buku wajib bagi para pemimpin.
Nah kini, banyak persoalan muncul di tanah air. sebagaian besar masalah tersebut diakibatkan oleh para pemimpin negara/kelompok. Tentu ada yang salah dengan cara berpikir mereka.
Dan pastilah ada persoalan dengan buku-buku yang mereka pelajari.
Saya yakin jika ada keseimbangan antara memahami teks Alquraan dengan perjalanan Rasullah, akan banyak muncul pemimpin2 baru dengan leadership yang down to earth. Seorang pemimpin yang dekat dengan lingkungan. Seorang pemimpin yang mampu memecahkan persoalan rakyatnya. seorang pemimpin yang tegas dengan kemungkaran dan selalu berada di garis depan untuk membela bawahannya.
Dalam majelis facebok ini saya mengajak saya sendiri dan kaum muda di majelis facebook ini untuk mempelajari Al-quraan dengan dengan diiringi memahami sejarah kehidupan Rasulullah SAW.
Awalnya saya mencemooh perang, eksekusi mati, atau poligami, sebagaimana yang sering sepintas saya baca dari AL-quraan. Setelah memahami teks (terjemahan) dan konteksnya (sejarah diturunkan),saya menjadi begitu terkagum-kagum dibuatnya. Sungguh hebat dan luar biasa kemampuan wahyu menuntun kepemimpinan Rasulullah.
Anda bisa bayangkan begitu mudahnya memberantas korupsi di
Indonesia dengan menerapkan hukum yang tegas seperti yang diatur dalam
Alquraa.
Bahwa hanya dengan memotong tangan 1 atau 2 orang pencuri saja akan membuat mereka kapok mencuri uang negara. Sederhana banget ternyata!
Ga perlu buat undang2 ini dan itu, atau komisi-komisian yang menghabiskan anggaran negara. China telah membuktikannya. Dan ternyata, China bisa melesat maju. Mengapa? Karena Ada Al-quraan (pemahaman sejarah) yang membumi di hati para pemimpinnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ada Komentar?