Hari jumat kemarin saat saya menjadi dosen tamu disebuah kampus negeri, saya terlibat diskusi dengan salah seorang staf pengajarnya. Ia mengeluhkan buruknya sistem pelayanan di kampus ternama tersebut. Iapun menghubungkan buruknya pelayanan tersebut dengan perilaku korup beberapa pejabat di kampus tersebut.
Ia meminta pendapat saya. Saya tak punya opini apapun.
Namun saya tetap berpikir apa yang harus saya katakan kepadanya. Sayapun memberikan opini saya dengan mengatakan bahwa saya bukanlah orang baik. Dan saya juga memiliki banyak teman yang juga suka maling.
"Namun, teman saya yang maling itu jauh lebih baik dibandingkan maling di kampus Bapak", sambung saya. Ia memandang saya dengan serius.
Lalu saya melanjutkan opini saya." Teman saya yang maling itu lebih baik karena ia tak pernah maling di kampungnya sendiri. Sedangkan Maling di kampus Bapak jauh lebih buruk lagi. Sudahlah suka maling di luar kampus, di kampus sendiri tempat ia mengajar dan dibayarpun masih juga mau maling. Maling kayak gitu tak boleh dikasih ampun", kata saya.
Ia memandang mata saya dan sayapun menghisap rokok saya dalam-dalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ada Komentar?