Esensi dari sebuah sistem manajemen adalah pengelolaan manusia. Walaupun di dalam sebuah organisasi ada berbagai benda material selain manusia yang harus bergerak, seperti mesin dan bahan baku yang harus beroperasi, uang dan aset yang harus produktif, media promosi yang harus disebarkan, namun seluruh benda itu hanyalah alat yang tiada berguna jika tak ada manusia yang mengatur dan menjalankannya.
Oleh karena itu keberhasilan sebuah organisasi bisnis ditentukan oleh kemampuan manusia yang ada di dalamnya untuk mengembangkan potensi, pengetahuan, keterampilan dan mentalitas manusia di dalamnya. Jika berhasil maka akan berhasil pula organisasi tersebut mengelola sumber daya yang dimilikinya.
Dan sebaliknya, jika manusia yang memimpin organisasi tersebut tak mampu mengelola manusia, maka mesin sehebat apapun, uang sebanyak apapun, dan pasar seluas apapun tak akan berarti apa-apa.
Pendekatan inilah yang saya istilahkan sebagai manajemen berbasis manusia.
Pendekatan manajemen berbasis manusia inilah yang saya yakini dapat menjamin tercapainya tujuan organisasi kita secara akseleratif.
Lalu bagaimana manajemen berbasis manusia ini kita jalankan?
Ada beberapa prinsip dasar agar kita mampu menerapkan manajemen berbasis manusia ini ke dalam jantung organisasi kita.
1. Perlunya empati antar manusia. Semua orang harus memiliki perhatian dan kepedulian antar satu dengan yang lainnya. Organisasi hatus memiliki karakter relationship yang egaliter. Semua orang, misalnya, harus bisa berhubungan antara satu dengan yang lain. Pekerja pada strata paling bawah harus memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses pemimpinnya untuk berkomunikasi atau berkonsultasi mengenai segala hal baik yang terkait dengan persoalan bisnis maupun persoalan pribadi. Jika terkait persoalan tekhnis minta pada bagian terkait untuk meresponya. Jika bukan persoalan bisnis berikan solusi sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Setiap manusia, apakah pemilik, pengelola maupun pekerja harus memiliki kepedulian antara satu dengan yang lain, sebagaimana kepedulian kita dengan saudara-saudara kandung kita. Perhatian secara umum oleh manajemen kepada para pihak harus diaktualisasikan dengan kebijakan-kebijakan tekhnis. Empati akan memunculkan kepekaan dan kepekaan akan menghasilkan energi tambahan yang besar.
2. Ideologi. Banyak organisasi yang didirikan dan dibangun tanpa landasan ideologi yang kuat. Padahal ideologi adalah sumber inspirasi, sumber energi sekaligus faktor penting bagi solidaritas dan kebersamaan. Ideologi adalah sebuah gagasan yang diyakini paling benar tentang tatanan polesosbud peradaban manusia. Ideologi adalah cita-cita besar yang dapat memunculkan spirit, energi dan kerelaan berjuang bagi para pengikut yang meyakininya. Jika sekedar gagasan ideal namun tak mampu memunculkan spirit, energi dan kerelaan berjuang, maka gagasan tersebut tak bisa disebut ideologi. Nah, walaupun sulit, namun ideologi organisasi perlu dirumuskan, agar dapat diajarkan ke segenap pengelola organisasi. Dan sejarah telah membuktikan hanya organisasi yang berideologilah yang dapat bertahan dalam jangka panjang.
3. Leadership dan followership. Setiap manusia harus diajarkan kepemimpinan sekaligus keprajuritan(followerahip). Ia harus sadar posisi dan sadar tanggung jawab. Jika Ia merasa siap memimpin, maka ia harus siap pula untuk dipimpin. Dan hanya manusia yang rendah hatilah yang mampu menerapkan keduanya. Kerendahan hati adalah obat paling manjur mengatasi konflik dan stress.
4. Tradisi berbagi pengetahuan.Semua manusia harus mau mengajari apa yang ia tahu kepada rekan-rekannya. Dengan demikian akan terbangun organisasi pembelajar yang semakin baik. Sebuah organisasi yang semakin kompeten seiring dengan bertambahnya umur.
5. Kejujuran. Setiap insan harus terbiasa mengatakan dan berperilaku apa adanya. Manajemen juga harus dibangun secara transparan, tak boleh ada yang disembunyikan, tak boleh ada kebohongan. Kejujuran adalah pintu masuk bagi berkembangnya pengetahuan dan pembaharuan. Oleh karena itu kejujuran akan membuat siapapun yang mengamalkannya akan semakin maju.
6. Kedisiplinan. Setiap insan harus punya tradisi untuk menghargai waktu yang ia miliki sehingga ia dapat lebih mampu menghormati waktu yang dimiliki orang lain. Jika ia tak mampu menghargai waktunya sendiri maka minimal ia harus mampu untuk menghargai waktu orang lain.
7. Mendistribusikan manusia di tempat yang ia suka. Manajemen perlu memahami kesenangan dan kemampuan manusia di dalamnya. Lalu menuntun mereka agar sampai pada tempat yang ia sukai dan mendukungnya hingga ia dapat mengembangkan dan memanfaatkan semua potensi uniknya. Walaupun ia masih belia namun apabila pengetahuan, mental dan kompetensinya memadai, maka tempatkan ia pada tempat yang sesuai. Jika tidak ada tempatnya, maka tanggung jawab para pemimpin untuk membangunkan tempat khusus baginya.
Sementara 7 point dulu yang mampu saya rumuskan. ntar ditambah lagi yak...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ada Komentar?