Tentang pentingnya ummat kembali kepada Al-quraan ini pernah menjadi kegelisahan saya 4 tahun silam saat sedang mengkaji sejarah pemikiran dan peradaban manusia.Saya menyimpulkan bahwa telah terjadi penguasaan pemikiran dan pengurungan imajinasi manusia sebelum revolusi besar yang dilancarkan Rasulullah di dunia Arab. Penguasaan pemikiran demi kepentingan material (disimbolkan dengan key word 'berhala') dan pengurungan imajinasi manusia melalui pendangkalan cara berpikir dan pelemahan daya fikir adalah sebuah kejahatan besar yang sangat kejam tapi tak tampak.
Inilah yang menjadi tema besar pergerakan Rasulullah dan para Sahabat. Cara berpikir materialis, takliq buta dengan para ahli filasat dan politisi di jaman itu menjadi tradisi yang meluluhlantakan kemuliaan manusia. Manusia menjadi makhluk yang tak berdaya, merusak dan menyebarkan angkara di mana-mana. Manusiapun mengalami kesesatan yang nyata karena menganggap fatwa politisi dan ahli pikir sebagai sesuatu yang benar. Ahli pikir lainnya yang tidak sepakat berupaya menentang gagasan itu dengan membuat gagasan baru. Lalu mengajak para penguasa untuk mendukung gagasannya. Lalu berseliweranlah hasil pemikiran manusia.Lalu menyebarlah konflik dan perebutan pengaruh dan kekuasaan, lalu hancurlah kedamaian manusia. Tak ada yang peduli dengan penderitaan sesama manusia, mereka hanya peduli dengan nasibnya sendiri dan nasib tuannya, nasib bosnya. Manusia menjadi pengatur nasib dan masa depan manusia yang lain.
Persepsi manusia dikendalikan oleh gagasan segelintir orang. Tak ada yang pasti. Sesuatu yang buruk menjadi baik dan yang baik menjadi buruk. Manusia mengalami kebingungan memaknai lingkungannya karena tak ada sumber informasi yang dapat dipercaya. Semua didasarkan kepada kepentingan politis dan material. Akhirnya kejahatanpun merajalela. Karena kejahatan dianggap sebagai sebuah kebaikan dan kebaikan justru dianggap sebagai sebuah kejahatan. Cara berpikir manusia jadi kacau yang berakibat kepada kekacauan tatanan sosial dan politik. Terjadilah penindasan dan penguasaan antar manusia. Yang kuat menindas dan menguasai yang lemah, yang pintar menguasai yang bodoh, yang cerdas memproduksi pemikiran yang dapat mempertahankan kebodohan manusia yang lain. Saya tak tau, mungkin Rasulullah muda saat itu bingung mau berbuat apa, sehingga menjauh, menyepi dan berusaha mencari solusi.
Rasulullah muda resah. Tak mungkin melawan pemikiran rusak yang telah merasuk hingga ke tradisi dan perilaku tersebut hanya dengan membuat seratus atau seribu idea yang bersifat antitesis. Tak mungkin melepaskan ketertindasan manusia hanya dengan membangun kekuatan politik baru belaka. Hingga (mungkin) turunlah hidayah Allah langsung kepada Rasululaah muda melalui Malaikat Jibril.
Ayat pertama adalah Iqro, yang berarti bacalah. (Mungkin) maksudnya adalah jangan baca teks hasil pemikiran manusia yang lain, "Bacalah dengan menyebut nama Tuhan Mu yang telah menciptakan", demikian gagasan awal perubahan itu turun.
Ayat ini sangat revolusioner karena akan menggantikan niat manusia dalam membaca dan berpikir yang semula demi kepentingan materi, demi kepentingan kekuasaan, menjadi hanya untuk Allah semata (immaterial). Dengan turunnya Ayat tersebut, maka niat manusia dalam membaca dan menulis yang ditujukan hanya untuk menguasai manusia lain demi kepentingan material semata, harus dihapuskan dan digantikan dengan niat yang lebih suci, yaitu hanya untuk Tuhan semata.
Lalu ayat selanjutnya disampaikan lagi. Bacalah! Dan Rabbmu adalah Yang Maha Pemurah. Yang telah mengajarkan dengan pena. Dia yang telah mengajarkan manusia apa-apa yang tidak diketahuinya
Ayat selanjutnya semakin menegaskan tentang akan terjadi revolusi yang sangat fundamental. Bahwa hanya Tuhan lah yang menjadi sumber idea pemikiran manusia, bukan ahli filsafat atau negarawan atau politisi. Dan Tuhanlah yang harus dijadikan guru utama yang harus dirujuk karena merujuk pada manusia pasti akan berakibat pada kekacauan.
Selanjutnya dalam sejarah kitapun dapat menyaksikan bahwa Alquraan pada akhirnya mampu menjadi sumber ilmu baru manusia menggantikan idea, teks dan pemikiran yang berkembang pada saat itu. Tak hanya menjadi pengganti, akan tetapi Al-quraan mampu berhasil memformat ulang cara berpikir manusia secara fundamental dan sistematik. Fundamental karena basis pemikiran hukum, sosial, politik dan budaya yang semula berbasiskan pemikiran satu atau sekelompok orang diberangus dan dikembalikan kepada idea non manusia (baca: Tuhan).
Sistematik karena ayat-ayat itu diturunkan disesuaikan dengan track perjuangan dan masalah yang dihadapi oleh Rasulullah pada saat itu. Proses penurunan idea secara sistematik-historis itu pula yang mampu mengokohkan ajaran Alquraan dalam pemikiran para sahabat yang buta huruf sekalipun, sekaligus mengokohkan Al-quraan kedalam syaraf-syaraf sejarah sehingga tidak memungkinkan bagi ahli pikir sejenius apapun untuk menghapuskannya. Hingga saat ini!
Di abad 21 ini tampaknya ada upaya lagi dari segilintir orang untuk melakukan penguasaan pemikiran manusia, untuk mengeksploitasi mereka, untuk menindas mereka demi kepentingan material. Pengkodean aliran pemikiran, penciptaan metodologi gerakan, strategi dialektika gagasan, telah melahirkan ribuan bahkan jutaan manusia yang berpikiran materilistik. Mereka membuat aneka kebijakan yang menjauhkan manusia dengan dirinya sendiri, menjauhkan manusia dengan alamanya, menjauhkan manusia dengan Tuhannya.
Mereka yang tahu tentang kejahatan itu tak bisa berbuat banyak. Karena tak tau dari mana titik pangkal kekacauan itu terjadi. Perang dimana-mana, pembunuhan manusia atas manusia lain, penebangan hutan yang menghabiskan ribuan spesies, makanan dan obat beracun, virus-virus ganas yang dikembangkan, sistem keuangan yang mengkerakeng kesejahteraan manusia hingga pengendalian satu negara dengan negara lain hanya melalui tuts-tuts keyboard, melalui kebijakan suku bunga dan jual beli mata uang. Edan!
So, silahkan lawan kejahatan itu dengan sejuta artikel dan semilyar seminar pakar, pasti tak akan mampu. Silahkan lawan dengan seribu metode gerakan, apakah gerakan kiri, gerakan kanan, gerakan tengah, hingga gerakan bawah tanah, pasti tak akan mampu merubah keadaan. Silahkan satukan para prajurit perang yang gagah perkasa dari seratus negara, hampir pasti akan gagal. Karena semua kejahatan tersebut berasal dari pemikiran, berasal dari teks yang sengaja dibuat segelintir manusia untuk menyesatkan dan menguasai manusia lainnya.
Lalu apa yang harus dilakukan? tak lain dan tak bukan, kembali kepada idea awal, idea yang bukan dari manusia, idea yang telah ada sejak bumi diciptakan, idea yang genuine. Apalagi kalau bukan idea yang terkodefikikasi dalam kitab suci Al-quraan.
23 Desember 2013