Minggu, 26 Oktober 2014

PMMAY bagian 2

Berdirilah kemudian Pondok Modern Munzalan Ashabul Yamin yang lalu lebih populer di sebut PMM AY. Saya membuka sejarah baru dalam aktivitas kemasyarakatan sebagai 'orang Islam'. Iya, orang Islam karena selama ini agama saya memang Islam tetapi saya tak pernah merasa menjadi orang Islam. Bagaimana bisa menjadi orang islam, lha wong saya bergaul dengan orang-orang yang tak pernah memikirkan orang Islam.lha wong sebagian besar teman-teman saya tak pernah memikirkan kemashlahatan orang islam.lha wong bahkan saya dan temen-temen saya tak pernah memikirkan kualitas ke islamannya. Hidup saya selama ini split, terpisah. Beragama Islam tapi punya lingkungan yang tidak islami, kawan bisnis yang tak islami, temen diakusi yang juga tak islami. Wah kalau semua islami, berarti ekslusif? Yaa untuk urusan gagasan, semangat memang yang paling bener kudu ekslusif. Tapi kalau urusan interaksi harusnya inklusif.
Nah, ketika saya mewakafkan diri di Pondok, maka pekerjaan saya sekarang adalah saya harus memikirkan kemashlahatan orang-orang Islam, bersama orang-orang Islam sungguhan. Tak mungkin saya mampu membantu merumuskan program yang membumi tanpa menyelami dan memahami obyek dengan kesungguhan hati. Oleh karenanya,pekerjaan terberat pertama saya adalah mentransformasikan diri dari orang sekuler menjadi orang Islam.hihii...
Syukurnya spirit ke Islaman pernah saya dapatkan saat menjadi aktivis masjid di jogja tahun 95-an. Walaupun sulit tapi bukan persoalan besar bagi saya. Saya tak punya beban karena mengambil posisi sebagai pembantu yang bertugas merancang sesuatu yang telah disepakati oleh para sahabat yang bergabung di PMM AY. Lalu memastikan bahwa rancangan itu dapat diaplikasikan dan jika tidak harus diperbaiki agar dapat berjalan pada koridornya. Tugas kedua adalah memperbaiki organ-organ yang telah ada dari dimensi manajerial dan komunikasi. Tugas memperbaiki tak terlalu susah karena obyeknya tak terlaku banyak lagian tak ada pula yang mesti diperbaiki karena telah berjalan dengan sangat baik. 3 lembaga itu adalah Yayasan Ashabul Yamin Khatulistiwa, Lembaga Masjid Munzalan Ashabul Yamin dan Pusat Dakwah. Selain 3 lembaga itu ada satu majelis pengajian yang dilakukan setiap sabtu subuh dengan nama pengajian SMK, subuh menggapai keberkahan dengan jumlah peserta antara 50-70 orang.

Proyek pertama saya adalah membantu Ustaz Lukman mengumpulkan materi pengajian yang berserakan lalu mempackingnya untuk kegiatan pengajian, diskusi maupun pelatihan. Untuk tujuan itu berdirilah ASI-Solution. Proses diskusi yang cukup intensif dengan ustaz Luqman pada saat proses pendirian Asi Solution melahirkan beragam gagasan. Setiap gagasan yang bergulir saya usulkan untuk diorganik kan menjadi sebuah organisasi dengan misi yang spesifik.
Bersirinya AsiSolution diikuti dilanjutkan dengan berdirinya TK Auladul Yamin yang digagas oleh Ustaz Luqman dan para akhwat majelis pengajian berbarengan dengan proses pendirian Asisolution. TK ini kemudian bekerjaaama dengan Pesantren Anak Shaleh milik Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo.
Tak lama setelah itu dibentuk Buletin Aflaha, Radio Munzalan, Munzalan Trading Center (MTC), ForumSMK dan Baitul Maal PMM AY.
Seluruh lembaga itu total berjumlah 10 lembaga. 3 telah ada sebelumnya sedangkan 7 lembaga didirikan dalam kurun waktu sekitar 3 bulan. Allahuakbar!
Saat tulisan ini dibuat, keseluruhan lembaga tersebut semuanya produktif namun belum sehat benar sehingga masih belum sanggup berjalan tegak, masih tertatih-tatih.
Tapi kami semua tak punya beban moral karena semua bergerak atas ijin Allah serta apa adanya. Bukan karena dipaksa, dirongrong, atau dibuat karena pesanan seseorang yang berkuasa.

Bersambung

Sabtu, 25 Oktober 2014

PMMAY bagian 1

3 bulan yang lalu, dipertengahan bulan Ramadhan, sekitar 24 orang aktivis dakwah yang beraktivitas di Masjid Kapal Munzalan Mubarakan I serdam mendeklarasikan berdirinya pondok. Dipimpin oleh ustaz Luqman, ketua yayasan ashabul yamin khatulistiwa dan H.M.Nur Hasan, takmir masjid Munzalan Mubarakan 2, 24 aktivis dakwah, ikhwan dan akhwat, mewakafkan dirinya untuk membangun sebuah gerakan dakwah di bawah koordinasi pondok.

Saat itu suasana penyerahan diri itu berlangsung haru. Pipi seluruh rekan yang menandatangani wakaf diri itu basah oleh kucuran air mata. Bergetar, gembira, dan mungkin juga bingung apakah bisa berkesungguhan melaksanakan komitment seumur hidup untuk melanjutkan setitik gerakan dakwah dari samudra gerakan dakwah yang diperjuangkan oleh Rasulullah.

Tanda tangan telah dibubuhkan dengan cairan tinta dan air mata. Ia telah terukir dalam hati dan terserap oleh alam semesta. Allah, manusia, udara dan semesta raya merekam komitmen itu.
Setelah proses deklarasi, Ustaz Lukman mendapatkan mandat untuk memimpin pondok bersama H.M.Nurhasan. Mandat beliau terima. Dan tanpa berlama-lama beliaupun mengajukan usulan agar pondok tersebut dipimpin oleh tiga orang. Dan nama yang diusulkan adalah saya sendiri.
"Saya? Wew?! Inikan pondok dakwah bukan pondok lesehan yang menjual pecel lele. Yang bener aja", begitu tolak batin saya.
Setelah mengalami pergolakan batin dan menerima masukan dari Ustaz Luqman Bang Nur Hasan dan temen-temen yang lain, singkat cerita saya tak punya alasan untuk mengambil tanggung jawab.
"Saya akan coba barang setahun untuk membeckup pondok ini, semampu saya, lalu mengundurkan diri dan meminta temen-temen yang lebih layak dalam ilmu agama dan spiritual untuk menggantikan saya. Bisa kacau kepercayaan publik jika saya yang saat itu notabene memiliki pemikiran yang jauh dari nuansa ke Islaman". Begitu pikiran saya saat itu. Setelah itu sayapun menyatakan, oke siap, ga masalah!

Singkat cerita akhirnya sayapun menerima amanah itu. Masih dengan perasaan yang "aneh".

Nah, pada saat itu nama pondok belum diputuskan. Awalnya disebut Pondok Modern Munzalan Darussalam, namun setelah melakukan seputaran musyawarah ditetapkanlah nama baru yaitu Pondok Modern Munzalan Ashabul Yamin. Sebuah nama yang panjang, namun sarat dengan makna historis. Nama itu dipilih untuk mengabadikan cikal bakal lahirnya pondok yang berpusat di masjid munzalan mubarakan dengan aktivitas dakwah sosial yang diusung oleh Yayasan Ashabul Yamin Khatulistiwa.
Sayapun mengambil tanggung jawab untuk mempopulerkan nama itu. Tanpa berlama-lama sayapun merancang logo dengan menggabungkan inisial M dan A. Lalu membubuhkan tiga titik berbentuk belah ketupat yang mewakili kharakter gerakan masjid munzalan dan yayasan ashabul yamin, yaitu Alquraan, shalat, infaq (ASI). Setelah jadi, saya ajukan ke Ustaz Luqman dan bang Nur hasan. Alhamdulillah keduanya sepakat. Lalu digunakanlah logo sederhana itu secara resmi.

Bersambung

Sabtu, 18 Oktober 2014

Format Gerakan Mahasiswa Paska 98 : PRINSIP-PRINSIP YANG HARUS DIBANGUN




Kebebasan dan kegemilangan intelektual harus tetap menjadi kharakter aktivis mahasiswa. Hal itu dipelihara dan ditumbuhkembangkan lewat tradisi membaca, menulis, diskusi, kaderisasi, membangun basis massa, dan melakukan aksi-aksi protes terhadap kesewenangan dan penindasan. 

Jangan berharap gerakan mahasiswa akan menghasilkan perubahan dan menjadi pandu bagi masa deoan negeri ini, jika salah satu dari faktor diatas ditinggalkan. Jangan ngaku aktivis kalau ga suka baca, ga bisa nulis, ga mau diskusi, tak punya basis massa dan enggan melakukan aksi.

Gerakan mahasiswa juga harus keluar dari konflik-konflik internal yabg tak menguntungkan. Kalau bisa format kepemimpinan dibuat sistem imamah, sehingga lebih stabil dan dapat mempersempit terjadinya intrik dan adu domba. Setelah itu arahkan pandangan dan energi untuk persoalan-persoalan eksternal. Dengan demikian gerakan akan semakin kuat. Karena tak ada gerakan yang kuat jika cakrawala berpikirnya masih dalam tempurung kampus belaka.



Marwah Gerakan 

Kehormatan gerakan kampus ditegakan karena moralitas, ilmu pengetahuan, kesolidan basis massa, ketajaman berkomunikasi, dan militansi yang tinggi dalam mewujudkan idealisme jangka panjang dan jangka pendek.

Di internal kampus mestinya posisi aktivis bersejajar dengan pejabat dan atau akademisi kampus. Mereka adalah partner kerja dan partner diskusi. Jadi tak selayknya mental gerakan diletakan dalam posisi vertikal.

Secara praksis jadikan para pengelola dan akademisi sebagai narasumber dalam forum-forum diskusi formal maupun informal. Jika narasumbernya adalah seorang rektor, maka narasumber kedua mestilah ketua BEM. Undang para doktor atau para akedemisi kampus dalam diskusi-diskusi panel informal seperti di sekretariat, masjid, dsb. Dengan demikian terbangunlah mental forum dan intelektualitas yang mumpuni.


Dalam hubungan eksternal pengembangan marwah gerakan juga busa dilakukan dengan mengundang para stakeholders daerah untuk diskusi sejajar dengan mahasiswa. Jangan pedulikan kualitas materi, tapi pentingkanlah proses...jadikan mereka sebagai partner sejajar.


Sekarang ini, kampus hanya dijadikan instrument komunikasi oleh pihak eksternal. Bentuknya macam-macam, penyelenggaraan forum diskusi yang mahal, dsb. Habis diskusi habis pula perkara. 

Mestinya biaya untuk "pagelaran diskusi" bisa dialokasikan untuk belasan putaran diskusi kecil yang bermanfaat bagi perkembangan intelektualis dan menfasilitasi ilmiah.

Pengembangan intelektulitas ini sangat penting dalam membangun peregerakan dimasa damai. Dan hal ini harus menjadi tradisi hingga ditemukan momentum yang pas untuk bergerak., berjuang dan kembali menggelorakan perubahan.

Bunben
Pontianak 18 Oktober 2014

FORMAT GERAKAN MAHASISWA PASKA 98


Beberapa waktu yang lalu saya diajak bung Qodja untuk mengisi diskusi terbatas untuk rekan-rekan BEM universitas tanjungpura pontianak. Ada sekitar 7-8 peserta diskusi saat itu. Hadir juga pada saat itu Ketua Presiden Mahasiswa Untan, Bung Rahmat Syaiful.

Bung Qodja yang meminta masukan dari tentang format gerakan mahasiswa yang ideal saat ini.

Jujur, sebenarnya saya enggan mengisi diskusi dengan tema seperti itu. Selain karena tak pernah lagi memelihara memori tentang gerakan mahasiswa masa lalu, akal dan semangat saya saat inipun sedang dipenuhi oleh dakwah-dakwah praksis modern yang sedang kami bangun bersama di Pondok Modern Munzalan Ashabul Yamin. Kerja-kerja praksis yang berkaitan dengan pengembangan pendidikan dan layanan sosial sangat dibutuhkan masyarakat saat ini.

Tapi, okelah, tentu tak beradab jika saya menolak untuk mengisi sebuah majelis ilmu. Pamali. Pantang bagi seorang muslim.

Saya mengawali diskusi dengan melakukan refleksi terhadap gerakan 66, 74, 80 dan 90an. Saya menjelaskan kharakter dan format gerakan tersebut. Reflekai ini penting untuk meyakinkan bahwa gerakan mahasiswa selalu lahir dari tantangan zaman. Beda tantangan, beda gerakan, beda pula kharakter aktivis yang terbentuk dari tantangan dan pola gerakan yang dilakukan. 

Nah, pertanyaan tentang bagaimana memformat gerakan mahasiswa saat ini, akan dapat dijawab jika mahasiswa dapat membaca dengan kritis tantangan jaman saat ini.


Perbedaan pola pengelolaan kekuasaan mengakibatkan perubahan pula pada pola penindasan. Mencermatinya dengan teliti akan menghasilkan pemahaman yang kuat terhadap situasi saat ini. Pemahaman atas situasi sosial,politik yang benar akan dapat membanth kita memahami akar persoalan dan sumber penyebabnya. Dari sini kemudian kita dapat merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalahan dan menentukan dimana posisi yang dapat diperankan oleh gerakan mahasiswa. 

Bahwa telah terjadu pula perubahan dalam kultur mahasiswa dan pemuda sebagai motor pendorong perubahan sat ini. Perubahan ini didorong oleh kemajuan dalam bidang teknologi infirmasi. Tentu hal ini akan sangat menentukan bagaimana format taktis dalam menyampaikan persoala. Kepada masyarakat dan penggumpalan emosi pada basis massa gerakan agar dapat bersama-sama bersikap atas persoalan yang terjadi.


Bisa jadi hari ini, media massa konvensional seperti koran, radio dan televisi sudah tak relevan lagi dijadikan alat untuk mengemas gagasan dan menggulirkan propaganda. Bisa jadi pula aksi-aksi yang mengandalkan megaphone, ban bakar, dan aksi repressif justru kontraproduktif untuk memunculkan issue, membangun pemahaman yang sama atas persoapan yang muncul, atau bahkan dan memancing emosi perlawanan basis massa.

Apapun hasil pengkritisan terhadap zaman, namun tetap saja gerakan mahasiswa harus selalu terdepan dalam pengembangan pengetahuan.

Gwrakan mahasiswa perlu menjadi kantong penghasil pemimpin bangsa. Dan peluang itu terbuka begitu lebarnya. Kenapa? Karena pengetahuan hari ini ada dijari mahasiswa.  Teknologi smartphone telah memungkinkan eksplorasi ilmu dan pengetahuan menjadi begitu mudah dan begitu cepat. 

Jika kita piawai memanfaatkan peluang ini, besar kemungkinan para pemimpin baru lahir dari gerakan mahasiswa saat ini. Bukan dari partai politik. 

Karena dengan siatem demokrasi saat ini, rasanya kita tak bisa berharap banyak kepada lembaga-lembaga politik untuk menghasilkan calon-calon pemimpin yang berintegritas sekaligus sigap menjawab tantangan jaman. 

Saya sampaikan.pula bahwa satu-satunya kantung kepemimpinan bangsa yang masih bisa diharapkan hanyalah organisasi militer!


Faktor independensi gerakan mahasiwa juga perlu diberikan perhatian khusus oleh aktivis gerakan. Jangan pernah bergantung dengan mereka yang punya otoritas keuangan dan jaringan politik. Tak perlu risau jika agenda gerakan tak mendapatkan dukungan financial dan akses jaringan. Cari dan bangun sendiri!


Gerakan mahasiswa saat ini juga perlu memutus hubungan dengan tokoh-tokoh partai politik. Tak ada yang bisa kita timba dari mereka yang sedang berada di partai politik saat ini. 

Yang benar justru merekalah yang harus bergantung dengan mahaiswa. Karena keran-keran yang dapat mengalirkan pengetahuan ada ditelunjuk generasi muda.

Kesempatan sungguh terbuka luas, kawan! Mari bergerak!

Bersambung

Pontianak, 18 Oktober 2014

Kamis, 16 Oktober 2014

Jurus Taichi Ustadz Luqman

Ternyata prinsip kungfu taichi sangat efektif diterapkan dalam seni kepemimpinan. Hal itu ditunjukan dalam seni kepemimpinan ustaz Luqmanulhakim, satu dari tiga pimpinan Pondok Modern Munzalan Ashabul Yamin Pontianak.
Dengan jurus taichi nya puluhan anak muda dari berbagai latar belakang profesi dan disiplin ilmu menggabungkan diri secara sukarela untuk membeckup usaha dakwah.

Kini, dalam jangka waktu tak lebih dari 3 bulan telah berdiri 8 organisasi dakwah baru yang tak pernah sepi dengan berbagai aktivitas dakwah. Ada ASISolution, Pesantren Anak Shaleh Auladul Yamin, Pusat Dakwah Munzalan, Munzalan Trading Centre, RadioMunzalan, Buletin Aflaha, Baitul Maal PMM AY, dan ForumSmk.

Sementara itu 2 lembaga yang telah ada sebelumnya yaitu Yayasan Ashabul Yamin Khatulistiwa dan Lembaga Masjid Munzalan tetap Mubarakan, tetap tak pernah sepi dari aneka kegiatan.
Para anak muda yang bergabungpun bukan anak muda sembarangan. Ada  Robby, owner TanyaFebrry, lalu ada Ivan, Ian dan Jopie 3 sekawan pengusaha dalam bidang arsitektur. Ada Al-kautsar praktisi kuliner tersohor di Pontianak, Nandi, owner Pizza StarHot, Qodja, aktivis dakwah dan owner toko buku Granada, R Ridho, mantan pimred Harian Equator dan owner PontianakTimes, Nandy, graphic Designer, Waliz, konsultan pertambangan, Harry Saputra, seorang programmer software dan salah satu dari 12 karyawan joomla perusahaan software kelas dunia, serta puluhan anak-anak muda yang terlalu panjang jika ingin disajikan di tulisan ini.

Sebelum mereka semua telah bergabhng anak-anak muda tangguh lainnya seperti Adi Pratama dan Rafli dua sekawan yg sekarang menjadi "Raja Tanah Kavling di Pontianak", ada Frass, Luthfi, Ikhsan, shidieq, Hanif, Wahid, dsb.

Para akhwat dakwah juga telah lebih dahulu menggabungkan diri dalam aktivitas dakwah bersama Ustadz Luqman. Ada Bunda Yaya, mantan Kepala Sekolah TK Al Azhar, Trisna Handayani, Asisten Manajer Bank Indonesia, Mira dan Linda, pengusaha dalam bidang property, dan puluhan akhwat lainnya yang belum sempat saya kenal satu persatu.

Lho mengapa kok temen-temen muda yang hebat-hebat mau bergabung di Pondok yang baru seumuran jagung ini?
Semua tak kepas dari kharakter Ustaz Luqman yang jauh dari ego, lebih banyak mendengar daripada berbicara, mengedapankan kebersamaan, memiliki solidaritas yang tinggi, serta sangat menghargai prestasi dan potensi anak-anak muda. Ia juga tak pernah mau bersinggungan dengan aktivitas politik praktis, serta mampu mengakmodir semua kepentingan para aktivis dakwah dalam kebersamaan dan persaudaraan.

Kharakter lain yang menonjol adalah kemampuan Ustaz Luqman untuk menyalurkan surplus energi dari rekan rekan muda untuk mengemban tanggung jawab dakwah islamiah dengan cara-cara yang soft dan sesuai dengan potensi yang mereka miliki.

Saat ditanya rahasinya, Ustaz Luqman menjawab, dakwah di jaman sekarang ini tak perlu neko-neko. Cukup pake jurus taichi aja. Ada potensi, salurkan. Ada energi, salurkan. Mereka yang menyalurkan energinya akan merasakan kenikmatan ketika energi itu berdampak positif bagi orang lain. "Saya ini hanya menyalurkan energi mereka aja". kata Ustaz Luqman.

Dengan kharakter ala pendekar taichi ini pula sumbangsih PMM AY yang ia pimpin memiliki kemajuan pesat dalam bidang usaha dakwah dan pelayanan sosial. Minimal 17 Pantiasuhan dan Pondok Penghafal Alquran yang berhasil disantuni lewat gerakan infak beras yang ia pimpin bersama para aktivis pondok lainnya.

Selasa, 14 Oktober 2014

Trust Society Ala Gus Tanto

Kalau ga salah sekitar 5 tahun yang lalu saya membaca buku Kinichi Ohame yang berjudul Trust Society. Ohame adalah seorang futuristik kawakan dari Jepang yang mengajukan tesis bahwa kemajuan sebuah bangsa sangat terkait erat dengan kejujuran dari masyarakatnya. Menurutnya masyarakat yang jujur akan membuat relasi antar masyarakat menjadi lebih cepat dan lebih efektif. Misale temen saya yang jualan ikan di Pasar Flamboyan Pontianak, itu ga perlu pake giro untuk mengambil ikan dari pengepul. Cukup buat nota dari kertas bungkus rokok ia bisa mengambil ikan bernilai belasan juta dalam waktu yang tak sampai 5 menit. Bandingin aja ama proses pinjam uang di Bank...mumet buanget dah. Yo ribet, suwi dan belum pasti juga cairnya.
Nah, kejadian pada Gus Tanto yang dikejar2 sama pemilik ladang minyak, atau tambang batu bara kalau dijelaskan saya pikir ya sama dengan maksud bung Ohame tadi. Itu semua terjadi karena persoalan trust, persoalan kepercayaan.

Kalau mendengarkan cerita dari Gus Tanto, bahwa titik baliknya itu terjadi justru pada saat ia sibuk ngurusin pesantren dan anak yatim dan meninggalkan kesibukan bisnis. Banyak orang yang justru mengajaknya berbisnis justru ketika ia tidak ngurusin bisnis. Lho kok bisa...
Ya ga tau persis juga saya.Tapi sunatullah nya memang gitu. Kalau mau dipaparkan lewat analisis sebab akibat hal itu terjadi karena persoalan trust yang dimaksud ama k ohame tadi. Maksudnya, kalau kita berbisnis, normalnya kita akan berbisnis dengan orang yang jujur dan komit. Karena pada dasarnya semua orang memerlukan rasa aman atas aset-asetnya. Bahkan seorang mafia besar sekalipun ga suka sama mafia-mafia yang ga jujur dan ga komit.
Nah, saat Gus Tanto menyantuni anak yatim dan santri, banyak orang yang mengamatinya. Dan karena perilakunya yang sederhana dan apa adanya membuat banyak orang yang bersimpati kepadanya. Ketika itu terjadi Gus Tanto menjadi pusat berkumpulnya orang-orang baik. Orang-orang baik itu tentu saja menghasikkan data dan informasi yang baik-baik pula. Ketika itu terjadi, maka informasi tinggal dikelola. Informasi tentang 8000 ikan lele per hari disampaikan kepada pengusaha restoran lele. Informasi tentang areal tambang yang akan dijual tinggal disampaikan kepada pengusaha tambang yang sedang mencari areal tambang.Demukian seterusnya. Posisi manajer informasi berbasis kejujuran dan kepercayaan ini derajatnya jauh lebih tinggi dari makelar motor atau mobil. Kalau makelar biasanya hubungan antara pemilik dan pembeli akan terputus seketika usai transaksi dilakukan. Tidak demikian halnya dengan manajer informasi berbasis kepercayaan dan jejujuran. Kalau istilah www.kajiedan.com, orang seperti ini seperti belantik. Belantik adalah makelar sapi yang sering kita jumpai dipasar tradisional di pulau jawa.

Analogi belantik klop dengan apa yang terjadi pada Gus Tanto. Yang berbeda ada produk dan nilai produj yang dibelantiki aja. Kalau belantik sapi di Pulau jawa produk utamanya sapi dengan nilai transaksi 8-15 juta, sedangkan produk yang dibelantiki Gustanto bisa jadi lahan tambang dengan nilai 8-15 trilyun!
Perbedaan lainnya, kalau belantik sapi produknya hanya terbatas, sedangkan Gus Tanto yang memiliki banyak keahlian dan jaringan yang luas itu, memiliki produk yang tak terbatas.
Nah, fenomena belantik spiritual sukses ala gustanto ini secara sosio-bisnis memang sangat diperlukan. Karena semakin langkanya person dan atau organ yang masih memgang teguh nilai-nilai kejujuran dan keikhlasan. Para pelaku bisnis memerlukan penjual, produsen, dan pembeli yang kredibel yang direkomendasikan dan dipertemukan oleh orang yang kredibel pula. Disinilah letak penting sebuah organisasi berbasis komunitas tetap seperti pesantren atau pondok. Karena sebesar apapun sebuah organisasi islam, jika tak memiliki basis keanggotaan yang tetap, akan sangat sulit membangun kepercayaan dari pelaku-pelaku bisnis karena saratnya tarik-menarik kepentingan di dalamnya.

Minggu, 12 Oktober 2014

Belajar dari Gus Tanto Meneh..

Gus Tanto itu ternyata punya pesantren neng jogja lho! Jadi pingin ke Jogja, kota dimana para ribuan mahasiwa dulu berladang dengan buku, spanduk dan megaphone dan hasilnya kini dimakan sama para elite politik, hihii wedus tenan!

Nah dijogja itu Gus Tanto menyantuni ribuan anak yatim lewat pesantrennya. Yang menarik ribuan santrinya itu ga perlu bayar.

"Aku harus ngeluarkan 500juta sebulan buat pesantrenku, hiii. Nek aku sing miker yo abot,hihii", gitu bisik gus tanto pada diskusi malam hari di Pusat Dakwah PMM AY.

"Lha trus pripun Gus? Maksud saya dari mana duitnya?" Tanya saya.

"Dari Allah!", kata Gus Tanto

"Wah, ga logis orang ini", protes saya dalam hati.

"Prosese prioun, Gus?" Kejar saya.

"Lha mbuh, piye. Ga tak pikirin", jawab Gus Tanto sambil nyeruput kretek DjisamSoe nya.

Otak materialis ala kark marx di kepala saya meletup-letup protes. Ga mungkin segala sesuatu yang terjadi di muka bumi ini tapa proses materialistik.

"Lho kok ga mikir Gus? Lha trus sapa yang mikirin cari uangnya?", kejar saya.

"Lha ga ngerti, ada aja orang yang ngejar-ngejar saya minta jualin ini dan itu, minta dikelolain tambangnya, dsb. Dan saya ga tau dari mana mereka berasal. Lha ini barusan ada orang yang ngasih ladang minyak di cepu.makanya saya mau kesana besok", ujar Gus Tanto santai.

Ladang Minyak? Wuih...guede banget mestine kuwi. Bukan ladang jagung opo ladang kedele.tapi iki Ladang Minyak bro!!!

Lha inilah yang menarik. Bagaimana mungkin seorang pengasuh ponpes yang mengasuh ribuan santri dan anak yatim justru lebih dipercaya oleh pengusaha ketimbang saya yang sudah belasan tahun menjadi pengusaha...
Tentu ada rahasia dibalik itu...

Bersambung

Belajar Dari Gus Tanto Lagi

Pasrah total adalah kunci dari Gus Tanto dalam menyelesaikan persoalan utangnya yang fantastis. Gimana bisa, hanya pasrah lalu utang 58 Milyar bisa selesai? Enak bener...
Ya tentu ga semata-mata pasrah. Tapi pasrah itu memang modal utama agar kita bisa keluar dari masalah. Lho kok bisa? Oke begini logikanya...bahwa tak ada satupun didunia ini yang lepas dari skenario Allah. Bahkan daun yang jatuh dari pohon pun adalah hasil skenario dari Allah. Penciptaan, kehidupan, kematian, semua dari Allah. Kehidupan bagi satu makhluk adalah kematian bagi makhluk lain kehidupan manusia adalah kematian bagi beribu tumbuhan yang kita makan. Dan entah berapa ribu sapi, ayam, ikan dan berjuta microorganisme. Kematian manusia adalah kehidupan pagi penggali kubur, penjual kain kafan, peserta tahlilan (hehee), berjuta organisme yang kemudian menumbuhkan tanaman, dst. Bagi Allah itu bukan masalah. Itu adalah tugasNya karena Dialah Yang Maha menghidupkan dan mematikan. Dalam 'kamus' Allah tak ada kata nasalah. Masalah itu adalah ciptaan manusia saja yang memandang segala sesuatu dari sisi untung rugi keegoan dirinya saja.
Nah karena kita itu makluk yang selalu menghitung untung rugi, dan pengeluh maka kita beranggapan bahwa sesuatu yang merugikan itu adalah masalah, sedangkan yang menguntungkan sebagai hasil yang wajar dari usahanya. Ihhh egois banget! Hihiii.
Tapi sayangnya kita itu makhluk yang lemah.ketika masalah datang bertubi-tubi kita yang rapuh ini menjadi pusing strrss dan depresi. Kita menyalahkan kawannkita, lingkungan kita, dan diri kita sendiri. Saat hal itu terjadi kita yang dianugrahi akal, imaginasi, dan kemampuan yang sempurna pun jadi lumpuh tak berdaya. Akal pun tak berguna, semua yang ada disekitar kita kita anggap sebagai masalah. Ketika itu terjadi jangankan berpikir, bernapas aja sesak! Ancor e.
Nah Gus Tanto mengajak kita untuk mengembalikan masalah itu kepada Allah.Karena memang Dialah Yang menjadi sumber masalah, tapi bukan biang kerok lho. Tapi Allahlah yang memiliki skenario terhadap masalah yang dihadapi. Karena kita sudah tak mampu, ya udah kembalikan dulu kepada Allah...sampaikan kepadaNya bahwa amanat masalah milikNya tak mampu kita selesaikan. Lalu minta tolong supaya Allah aja yang menyelesaikan. Tekan enter kirimkan...jreng...nah selesai deh masalah. Sekarang agak legaan kan?

Bersambung...

Belajar dari Gus Tanto

Sabtu tanggal 11 kemarin asisolution, dibawah komando Aep, mengundang Gus Tanto. Gus Tanto adalah seorang pengusaha sukses yang memiliki segudang profesi, yaa seorang kyai, guru spiritual, budayawan, dan penyantun ribuan anak yatim.
Gus Tanto menulis buku yang berjudul Dikejar Rezeki. Dalam buku itu Gus Tanto menyampaikan pengalamannya tentang keberhasilannya keluar dari lilitan utang yang besarnya fantastis, 58 Milyar! Dan setelah itu justru kemudian ia dikejar rezeki.
Jujur, saya belum mampu mendapatkan formulasi tentang bagaimana ia bisa terbebas dari lilitan utang serta bisa menjadi magnet sehingga ia dapat menjadi obyek yang dikejar-kejar oleh si rezeki itu. Syukurnya, sebagai pengelola Pondok Modern Munzalan Ashabul Yamjn (PMM AY), lembaga yang menaungi asisolution, saya punya kesempatan besar untuk menggali lebih dalam inti dari gagasan Gus Tanto.

Inti Gagasan Gus Tanto
Jika mencermati buku, ceramah dan hasil diskusi tatap muka dengan Gus Tanto kita dapat menyimpulkan inti gagasannya sebagai berikut:
1. Rezeki itu adalah obyek gaib, ia berbeda dengan uang dan harta. Rezeki itu diberikan Allah kepada siapapun yang Allah kehendaki.jadi rezeki itu bukanlah hasil kerja manusia, tapi hasil pemberian Allah. Oleh karena itu suka-suka Allah mau kasih ke siapa, kita tak boleh protes. Namun demikian ikhtiar untuk menarik perhatian Sang Pemberi Rezeki haruslah dilakukan.
2. Ikhtiar yang dilakukan adalah dengan 'melobby' Sang pemberi Rezeki dengan cara yang telah diajarkan Rasulullah tanpa sedikitpun mengharap atau berharap kepada manusia. Full dan Total minta kepada Allah.
3. Agar lobby lancar, maka kita harus melakukan perbaikan diri dulu, meluruskan tauhid, melaksanakan kewajiban dalam rukun islam, membuang rasa sombong, meningkatkan ibadah-ibadah sunnah, berinfaq, serta berpasrah kepada Allah.
4. Pasrah dan menyadari bahwa semua yang terjadi apakah rezeki yang banyak atau aneka masalah yang kita hadapi itu berasal dari Allah sehingga hatus diterima dengan ikhlas secara total. Ikhlas dengan rezeki yang dititipkan ikhlas pula dengan ujian dan masalah yang diberikan Allah

Bersambung

Sabtu, 04 Oktober 2014

Imajinasi

Kecerdasan seseorang ditentukan oleh batas imajinasinya. Padahal imajinasi itu tak terbatas dan tak berbatas. Tanpa imajinasi tak tak berguna memori. Tanpa imajinasi tak ada prediksi. Tanpa imajinasi tak ada penciptaan dan inovasi. Tanpa imajinasi, peradaban manusia akan stagnan. Imajinasi jauh lebih penting dibandingkan ilmu pengetahuan.begitu kata einstein. Karena imajinasi lah yang menviptakan ilmu pengetahuan, dan ilmu pengetahuan yang berserakan menghasilkan imajinasi yang akan melahirkan pengetahuan baru.

Sejak manusia menemukan bahasa verbal, peradaban manusia mengalami dinamika yang dahsyat. Ketika imajinasi manusia dapat direpresentasikan lewat bunyi kata. Ada suara batin, ada sesuatu yang berkata-kata setiap panc:a indera berjumpa dengan obyek. Dan peradaban manusia bertambah dahsyat ketika manusia menemukan aksara. Karena suara batin itu dapat diabadikan lewat kata dan sekita suara batin yang bersifat privat seketika mampu memasuki ruang publik secara lebih massif. Lalu imajinasi manusia kemudia dikendalikan lewat produksi kata-kata. Ketika kata perang tercipta, maka secara otomatis duniapun tak pernah damai.karena perang menjadi sebuah imajinasi yang menuntun manusia untuk merealisasikannya. Semakin banyak cerita yang memuat kata perang, baik dalam tata kalimat maupun dalam bentuk audio visual, akan semakin banyak kenyataan tentang perang.
Entah apa yang kutulis saat ini...yang jelas aku sedang berimajinasi.

ORANG JAWA LEBIH JAGO BERPOLITIK

Iseng-iseng otak-atik angka durasi umur negeri-negeri di Pulau Jawa. Kesimpulannya orang Jawa itu lebih jago berpolitik daripada orang ...