Minggu, 11 Mei 2014

Impianmu

Oleh Luqmanul Hakim & Aqmal Bashir (Benis S)



Sekilas mimpi dan impian memiliki makna yang sama. Namun tahukah kita bahwa kedua kata tersebut memiliki perbedaan yang mendasar? Mimpi itu adalah sebuah aktivitas kerja otak yang memutar rekaman dalam situasi tubuh kita tertidur. Jadi mimpi itu datang begitu saja tanpa pernah mampu kita atur. Oleh karena itu mimpi sering dikiaskan sebagai bunga tidur.

Berbeda halnya dengan mimpi. Impian adalah sebuah keinginan atau cita-cita yang ingin kita wujudkan di masa yang akan datang. Keinginan dan cita-cita itu secara sengaja kita hadirkan dalam fikiran kita. Memiliki keluarga yang sakinah dan mawardah adalah sebuah impian, memiliki rumah yang bagus, mobil yang bisa membawa kita berpergian kesana kemari, serta memiliki pendapatan yang dapat memenuhi kebutuhan kita adalah sebuah impian. Kita secara sadar sengaja menghadirkannya dalam fikiran kita.

Impian adalah sebuah cita-cita yang sangat ingin kita wujudkan. Setiap orang memiliki impian tentang masa depannya. Yang membedakan sebuah impian dapat terwujud atau tidak adalah adalah masalah keyakinan.  Banyak orang yang gagal mewujudkan impian karena ia tak pernah yakin dengan apa yang ia impikan. Keyakinan adalah sumber dari mindset. Sedangkan Mindset merupakan asal muasal terbentuknya sikap kita.  Tanpa perbaikan sikap, mustahil impian kita akan terwujud.

Impian dan Sikap
Impian itu menentukan Aapa yang akan kita dapatkan, sedangkan sikap menentukan apakah kita benar-benar akan mendapatkannya.

Ada ilustrasi yang menarik tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan. Para pakar psikologi mengatakan bahwa kunci sukses itu terdiri dari empat hal, yaitu luck (keberuntungan), knowledge (pengetahuan), hardwork (kerja keras), serta attitude (sikap). Manakah diantara ke empat faktor tersebut yang benar-benar mempengaruhi terwujudnya mimpi? Mari kita hitung.


Menghitungnya sederhana dengan menambahkan angka setiap huruf pada kata tersebut. Misalnya A adalah huruf dengan angka urutan 1, B adalah huruf dengan angka urutan 2, sedangkan C adalah huruf dengan angka urutan 3, dan seterusnya. Lalu kita jumlahkan urutan angka tersebut. Ini dia hasilnya.








Kesimpulannya, ternyata yang mendapat skor tertinggi untuk kesuksesan adalah attidude. Walaupun kalkulasi diatas hanyalah sekedar ilustrasi, namun setelah kita renung-renungkan ternyata benar, bahwa sikap kita lah yang sangat menentukan ketiga faktor sukses lainnya itu.

Kita tak akan pernah menjadi orang-orang yang beruntung apabila kita tidak memiliki sikap orang-orang yang beruntung. Sebagai ilustrasi ada dua yang memerlukan modal untuk usaha, sebut saja si A dan si B. Si A adalah seorang yang bersikap jujur, amanah, dan bisa bersikap hemat. Sedangkan si B adalah orang yang suka berbohong, tidak amanah, dan bersikap boros. Apabila Anda adalah sahabat dari kedua orang tersebut dan ingin berbisnis dengan salah seorang dari rekan Anda tersebut, mana yang akan Anda pilih sebagai partner bisnis Anda? Tentulah kita semua sepakat untuk memilih si A. Si A merasa beruntung, sedangkan si B merasa tidak beruntung. Demikianlah sikap mempengaruhi keberuntungan seseorang.

Demikian juga hubungan sikap dengan pengetahuan. Untuk mewujudkan cita-cita sudah barang tentu kita memerlukan pengetahuan. Kita ingin sukses berdagang kain, maka kita harus memiliki pengetahaun tentang jenis-jenis kain, mengetahui kualitas, motif, warna, asal pabrik, harga hingga supplier kain tersebut.  Jika kita tidak mengatahuinya, sudah dapat dipastikan usaha kita menjual kain akan gagal. Lalu apa hubungan antara sikap dan pengetahuan?

Sikap kita akan mempengaruhi banyak atau tidaknya pengetahuan yang kita miliki. Jika kita bersikap sok tau, malas belajar, tak mau bertanya, serta tak berani mencoba hal-hal yang baru, maka jangan harap pengatahuan akan menghampiri kita. Sebaliknya apabila kita rajin belajar, rajin bertanya, dan berani mencoba hal-hal yang baru, maka insyaAllah ilmu pengetahuan yang kita miliki akan terus bertambah.

Lalu bagaiamana hubungan antara sikap dan kerja keras? Kerja keras merupakan salah satu persyaratan utama untuk mewujudkan impian. Kerja keras itu berhubungan dengan sikap optimis yang kita miliki. Sikap optimis terkait erat dengan keyakinan kita terhadap proses  yang kita tempuh dan tujuan yang akan kita capai. Kita enggan bekerja keras apabila kita tidak bersikap optimis dengan proses dan tujuan yang akan kita capai. Seorang yang bersikap optimis akan menikmati langkah demi langkah usahanya. Seorang yang bersikap optimis akan menikmati tetes demi tetas keringat yang membasahi tubuhnya. Ia sangat yakin bahwa hanya dengan kerja keraslah apa yang ia impikan dapat ia wujudkan secara perlahan-lahan.



ORANG JAWA LEBIH JAGO BERPOLITIK

Iseng-iseng otak-atik angka durasi umur negeri-negeri di Pulau Jawa. Kesimpulannya orang Jawa itu lebih jago berpolitik daripada orang ...