Jumat, 28 Juli 2017

RENTANG WAKTU PENGARUH HINDU-BUDHA DAN ISLAM DI NUSANTARA

Iseng-iseng saya melakukan analisis dinamika sosial-politik masyarakat Nusantara. Supaya tidak rancu, kita akan meng-capture Nusantara di pusat peradabannya, yaitu di Pulau Jawa. Kita meng-capture Pulau Jawa, karena hingga detik ini Pusat pemerintahan masih berada di sekitaran Pulau Jawa. Belum beralih kemana-mana.
Melalui kronologis ini kita akan mengetahui berapa lama pengaruh sebuah komunitas sosial dalam menentukan identitas politik.
Berikut paparan yang bisa saya simpulkan
1. Terdapat 3 komunitas agama yang membangun identitas politik dalam bentuk kerajaan dalam sejarah peradaban di Pulau Jawa, yaitu Hindu, Budha dan Islam.
2. Komunitas Hindu dan Budha ini membangun identitas politiknya dengan mendirikan aneka kerajaan yang tumbuh dan runtuh. Identitas politik pertama dimulai melalui proklamasi Kerajaan Salakanegara di Jawa Barat (150 Masehi), Tarumanegara di Jawa Barat (400 Masehi), Kerajaan Kalingga (648 M), lalu dilanjutkan oleh berdirinya Kerajaan Mataram Kuno yang dirintis oleh Wangsa Sailendra (775 M) yang memuncullkan aneka kerajaan Medang, Kahuripan, Jenggala, Kediri, Singasari, hingga Majapahit (runtuh tahun 1519 M). Rentang waktu pengaruh komunitas Hindu-Budha mulai dari Kerajaan Salakanegara hingga Runtuhnya Kerajaan Majapahit adalah 1369 tahun.
3. Sedangkan komunitas Islam mulai membangun identitas politik sejak berdirinya kerajaan Demak di Pulau Jawa pada tahun 1478 hingga runtuhnya Kerajaan Mataram Islam pada tahun 1677. Rentang waktunya adalah 199 tahun.
4. Setelah runtuhnya Mataram Islam di Pulau Jawa tak ada kekuatan politik yang dominan. Namun kerajaan-kerajaan kecil bercorak Islam masih ada dan masih mempengaruhi identitas politik masyarakatnya dalam skala kecil. Masa ini terjadi lebih kurang 268 tahun. Dimulai dari runtuhnya Kerajaan Mataram Islam pada tahun 1677 hingga diproklamirkannya Republik Indonesia pada tahun 1945.
5. Oleh karena itu kita masih berkesimpulan komunitas masyarakat Islam lah yang mendominasi pembentukan identitas politik dalam skala kecil di Pulau Jawa selama 268 tahun.
6. Sejak tahun 1945 era kerajaan berbentuk monarki berganti dengan era Republik. Wilayah kekuasaannya jauh lebih luas dibandingkan dengan negeri-negeri yang pernah ada di Pulau JAwa. Namun, Kerajaan-kerajaan kecil bercorak Islam masih tetap eksis di Pulau Jawa. Komunitas masyarakat Islam inipun menjadi masyarakat yang mendominasi jumlah penduduk di Pulau Jawa. Oleh karena itu bisa dikatakan pembangunan identitas politik di era Republik masih didominasi oleh komunitas masyarakat Islam. Walaupun demikian negeri yang baru diproklamirkan itu tidak menjadikan Islam sebagai corak politik formalnya, sebagaimana negeri-negeri Islam yang pernah ada sebelumnya.. Umur negeri terakhir ini, jika dihitung hingga tahun 2017 adalah 72 tahun.
7. Jadi jika dihitung rentang waktu dominasi komunitas muslim dalam konteks politik dan kebudayaan di Pulau Jawa, lamanya adalah 539 tahun. Terhitung sejak runtuhnya Kerajaan majapahit dan berdirinya Kerajaan Demak (1478) hingga berdirinya Republik Indonesia yang telah berumur 72 tahun ini.
Kesimpulannya:
Komunitas Hindu-Budha memiliki rentang waktu yang jauh lebih lama dalam mempengaruhi identitas politik dan budaya di Pulau Jawa dibandingkan komunitas muslim, yaitu 1369 tahun (Hindu-Budha) berbanding 539 tahun (Islam). Atau dapat dikatakan pengaruh komunitas Hindu-Budha lebih lama 830 tahun dibandingkan dengan pengaruh komunitas muslim.
Demikian, semoga bermanfaat, buat menambah wawasan.
Pontianak, 27 Juli 2017

10 WASIAT SULTAN AGUNG KEPADA GENERASI PENERUS

raja mataram islam
10 wasiat Sultan Agung
Sultan Agung adalah Raja Pulau Jawa terbesar setelah runtuhnya Kerajaan Majapahit. Wialyah kekuasaannya meliputi seluruh Jawa dan Madura, kecuali Banten. Ia dikenal sebagai seorang Raja yang cerdas, pembelajar, ahli strategi dan sangat perhatian dengan pengembangan kebudayaan.
Inilah 10 wasiat Sultan Agung yang ditujukan kepada generasi penerus. Pesan ini Ia sampaikan 400 tahun yang lalu lewat SASTRA GENDHING, salah satu karya tulisnya yang monumental.
1. Harus Bertekad kuat dalam belajar
2. Harus Pintar Mengkaji/ menganalisis
3. Harus Pintar Membaca
4. Harus Pintar Menulis
5. Harus Pintar Berkendara
6. Harus Pintar Olah Gerak
7. Harus Pintar Bermusik
8. Harus terampil Bekerja/ Serba bisa
9 Harus Pintar strategi
10. Harus berhati-hati, teliti dan tidak Ceroboh

****
Siapakah Sultan Agung?
1. Adalah Sultan ke-tiga Kesultanan Mataram yang memerintah pada tahun 1613-1645
2. Naik takhta dalam usia 20 tahun.
3. Memimpin negara selama 33 tahun.
4. Nama aslinya Raden Mas Jatmika alias Raden Mas Rangsang.
5. Gelarnya saat menjabat sebagai raja: Panembahan Hanyakrakusuma, Prabu Pandita Hanyakrakusuma, Susuhunan Agung Hanyakrakusuma, Sultan Agung Senapati-ing-Ngalaga Abdurrahman, Sultan Abdullah Muhammad Maulana Mataram.
6. Ciri-ciri fisiknya: sedikit lebih hitam dari rata-rata orang Jawa, hidung kecil dan tidak pesek, mulut datar dan agak lebar, kasar dalam bahasa, lamban dalam berbicara, berwwajah tenang, dan tampak cerdas. Cara memandangnya seperti singa, cermat dan waspada.
7. Berwawasan luas, senang belajar, tegas dalam menegakkan hukum,
8. Raja yang memiliki wilayah kekuasaannya di Pulau Jawa menyamai kekuasaan Majapahit. Wilayah luar Jawa yang berhasil ditundukkan adalah Palembang di Sumatra tahun 1636 dan Sukadana di Kalimantan tahun 1622.
9. Raja dengan dewan penasehatnya memerintah dengan keras, sebagaimana sebuah negara besar. (berdasarkan kesaksian saudagar Balthasarvan Eyndhoven ketika datang ke Mataram pada tahun 1614)
10. Rutin pergi ke masjid yang diikuti oleh para pembesar kerajaan. Ketika hari Jum’at, Sultan mewajibkan seluruh rakyatnya yang laki-laki untuk berduyun-duyun pergi ke masjid. Sejak pukul 9 pagi, Sultan sudah berangkat dan selalu menanyakan siapa saja yang tidak hadir beserta alasan ketidakhadirannya.
11. Merayakan hari-hari besar Islam, Idul Fitri, Idul Adha, Maulid Nabi, yang kemudian memunculkan budaya gerebeg dan sekaten.
12. Satu-satunya Raja di Nusantara yang mampu membuat penanggalan yang khas yang disebut Kalender Jawa Islam.
13. Visi kepempinannya membangun negara agraris
14. Satu-satunya kepala negara yang dua kali menyerang pusat kekuasaan orang asing di Batavia.
15. Sangat perhatian dengan literasi dan memiliki kemampuan dalam menulis. Karya tulisnya yang terkenal Serat sastra Gendhing berisi tetang budi pekerti luhur dan keselarasan lahir batin dan Serat Nitipraja berisi tata aturan moral, agar tatanan masyarakat dan negara dapat menjadi harmonis.
16. Inisiator pembangunan komplek pemakaman Imogiri di Yogyakarta.
---***---
Pontianak, 28 Juli 2017

Rabu, 26 Juli 2017

PAK ASUI, TERAPIS SYARAF PONTIANAK, ANDALAN PEJABAT DAN PARA JENDRAL

Saya mengenal Pak Asui saat mengalami sakit migrain yang parah sekitar 9 tahun yang lalu. Saat itu entah berapa belas kali saya ke dokter. Entah berapa ratus butir obat yang sudah masuk dalam tubuh saya. Namun, migrain saya tetap sering kambuh.
Lalu seorang teman memberi saya nomor hp Pak Asui. Saya menelponnya. Pak Asui datang kerumah. Saya mengadukan perihal penyakit saya. Ia mendengarkan lalu memeriksa saya. Ia meminta saya berbaring lalu memegang telapak kaki dilanjutkan menekan ujung jari saya. Saya berteriak kesakitan. Pak Asui tersenyum. Dia bilang 'haiyya kamu punya syaraf kepala masalah".
"Parah kah pak?", tanya saya.
Pak Asui hanya tersenyum. Sinshe kondang di Pontianak ini hanya bilang, " tak apa, kamu tak usah minum obat lagi hoo. Ini saya buka syaraf kamu. Besok kamu punya kepala sudah nyaman". Kata pak asui dengan logat tionghoa pontianak.
Awalnya saya tak percaya. Tapi akhirnya saya tak bisa skeptis dengan kemampuan terapi pijit Pak Asui. Habis pijit badan saya berkeringat. Tubuh terasa agak lemas lalu rasa kantuk yang berat menyerang. Saya tertidur pulas semalaman. Dan saat bangun pagi hari, kapala saya terasa lebih ringan. Masih ada terasa nyeri sedikit di kepala, namun jauh lebih ringan dari sebelumnya. Sejak saat itu saya jadi akrab dengan Pak Asui.
Sejak persoalan migrain itu hingga saat ini berarti sudah sekitar 9 tahun saya mengenalnya. Entah berapa orang teman yang saya rekomendasikan untuk meminta bantuan Pak Asui dalam mengusir aneka penyakit. Terakhir saya rekomendasikan ke Khairul, mantan direktur PonTV yang terkena penyakit sinusitis dan gangguan pada organ pernapasan.
Dari 9 tahun yang lalu hingga saat ini wajahnya dan sikap Pak Asui tak berubah. Wajahnya tetap seperti itu, sikapnya tetap ramah senyum, rendah hati, suka bercanda dan senang diajak ngobrol. Ia juga masih tetap menggunakan kostum kebesarannya, kaos singlet lengen pendek warna putih.
Padahal Pak Asui ini bukanlah tukang pijit sembarangan. Sebagian pasiennya adalah para pejabat dan Jenderal berpangkat. Bahkan dokter dan sinshe banyak menjadi pasiennya. Di kalangan para pejabat daerah, ia biasa memberikan terapi kepada Ishak Saleh, drg. Oscar P, Morkes, Pejabat di AURI, dan beberapa tokoh di pemerintah provinsi. Tokoh-tokoh nasional juga sering meminta bantuan beliau, seperti Osman Sapta Oedang, Muhammad Harrys (mantan dirut pertamina), Zulkifli Hasan, Jendral Gatot Nurmantiyo, serta beberapa pejabat dan Jendral lainnya.
Walaupun demikian, Pak Asui tetaplah sosok yang rendah hati. Ia tak pernah membedakan siapapun pasiennya. "Kita tak boleh tolak kalau ada orang sakit minta tolong, waaa", ujar ahli terapi saraf di Pontianak ini satu waktu.
Ahli theraphy saraf yang tak membuka tempat praktek ini juga tak mau menetapkan tarif untuk membantu orang. "Ada orang sakit, kita harus bantu wa, orang kasih berapapun kita harus terima. Tak perlu kasih tarif buat orang sakit. Kasihan hoo, mereka!", begitu kata Pak Asui.
Sejauh yang pernah saya ketahui, Pak Asui cukup berhasil mengobati penyakit yang berkaitan dengan kepala, baik migraen, vertigo, saraf terjepit, bahkan stroke. Ia juga sering membantu pasien untuk mengobati asam urat, gangguan lambung, paru-paru, ginjal serta jantung.
Buat para handai taulan yang ingin menghubungi beliau bisa langsung menghubungi nomornya di 085245976522. Beliau tinggal di Jl. Adisucipto Pontianak. Namun tidak membuka praktek di rumah. Ia lebih memilih mendatangi pasien. Call saja langsung Hp Pak Asui.
Oya, jangan pake SMS kalau menghubungi Pak Asui, karena ia mengalami kesulitan dengan tombol2 di HP yang kecil. Jangan pula berharap nomor Anda akan disimpan di HP beliau. Jangankan Hp kita, Hp para menteri dan jenderal itupun tak pernah ia simpan.
Lalu mungkin ada yang bertanya berapa tarif yang layak untuk menghargai profesi Pak Asui. Kalau saya menghargainya sekelas konsultasi dengan seorang dokter spesialis. Tapi jangan bandingkan saya dengan cara pejabat dan jendral itu menghargai Pak Asui ya.
share jika bermanfaat yaa..

ORANG JAWA LEBIH JAGO BERPOLITIK

Iseng-iseng otak-atik angka durasi umur negeri-negeri di Pulau Jawa. Kesimpulannya orang Jawa itu lebih jago berpolitik daripada orang ...