Sabtu, 23 Januari 2016

BEDAH WAJAH STKIP PAMANE TALINO

Minggu yang lalu saya membantu pengelola kampus STKIP Pamane Talino merancang media komunikasi dalam rangka promosi penerimaan mahasiswa baru tahun ajaran 2016/2017. Sebelum mendesain media, seperti biasa saya mencoba melakukan analisis tentang media komunikasi yang telah dibuat tahun yang lalu.

Dari hasil analisis itu terdapat beberapa persoalan yang cukup fundamental. Oleh karena itu saya mengusulkan bedah wajah untuk memperbaiki tampilan wajah perguruan tinggi ini agar memiliki kharakter dan lebih eye catching.

Setelah menganalisis wajah lama, kampus yang baru berdiri 2 tahun yang lalu ini, saya lumayan prihatin. Maaf, tampilan wajahnya belum bisa dibilang menarik. Tak cantik, tak juga tampan.

Karena wajah yang 'abnormal' ini juga mungkin yang membuat kampus ini belum memiliki nama panggilan.  Nama 'stkip pamane talino' saya pikir terlalu panjang dan sulit diingat oleh publik. Oleh karena itu dengan berhati-hati sayapun mengusulkan agar ada nama baru yang lebih keren ketika wajah kampus ditampilkan di depan publik.

Pak Aji, salah satu pengelola kampus tersebut mengatakan bahwa beberapa orang pengelola sering menyebut stkip pamane talino itu dengan nama stkip pata. Lalu saya menawarkan agar nama stkip pata itu dijadikan nama resmi untuk kepentingan komunikasi dan promosi. Usulan ini diterima.

Langkah selanjutnya adalah merancang brand mark. Untuk aktivitas ini harusnya saya melakukan analisis terhadap target pasar utama stkip pata dan kompetitor agar dapat merumuskan khatakter dengan differensiasi yang tegas. Namun karena keterbatasan waktu, analisis itu saya lakukan secara umum saja.

Setelah mendesain lebih dari 10 bentuk akhirnya saya memilih satu untuk ditawarkan kepada Pak Aji. Sebuah brandmark yang sederhana, karena dirancang dalam hitungan tak lebih dari satu jam. 

Rancangan Brand STKIP Pamane Talino
yang Baru
Brandmark itu mengolah brandname stkip pata dengan font airstrike lalu diberi lingkaran berbentuk oval. Di bawah brand ada tagline resmi, cerdas bermoral dengan jenis font jogjatype. Dan untuk mentransformasikan brandname yang bersumber dari singkatan nama, saya membubuhkan penjelasan singkat dengan font jogjatype berisi tulisan,'stkip pamane talino kabupaten landak'.

Langkah selanjutnya memilih warna utama untuk brandmark. Setelah berdiskusi sejenak akhirnya saya dan Pak Aji sepakat menggunakan warna merah marun dengan latar putih sebagai warna utama logo warna ini dipilih untuk mensingkronkan brandmark dengan warna jas almamater kampus.

Desain Media promosi lama, brand tak tampak dan belum fokus
pada tema
Beres sudah tinggal membuat coorporate identity untuk media promosinya. Setelah menghabiskan segelas koffimix, tersusunlah sebuah khatakter media komunikasi sebagai berikut:

Warna backround merah maroon tua, font headline jogjatype, font subheadline arial bold, font content arial normal dengan warna utama putih. Layout utama yang dipergunakan rata tengah. Setelah diotak atik, jadilah sebuah contih desain media single page berupa kover brosur dan banner ukuran 1x4 . desain itu saya kirimkan. Dan jika disepakati akan menjadi acuan untuk mendesain media-media lainnya.

Nah sekarang kita lihat wajah baru kampus yang berada di Kabupaten Landak ini, dengan nama barunya yang akan dipopulerkan dengan aktivitas branding: STKIP PATA. Mungkin ga terlalu cantik tapi saya yakin lebih cantik dan lebih tampan dari wajah sebelumnya. Hehee,..


Rancangan media Komunikasi yang baru, mana yang lebih keren?



Bagi yang memerlukan bantuan untuk rebranding kampus silahkan hubungi www.swadesiprinting.net atau via telp. 085245186277.

(Bungben, pontianak)

Tahu Persis

Tahu persis

Pabrik lampu tahu persis kapan nyala lampu akan berakhir.

Pabrik ban juga sangat paham berapa kilometer ban buatannya akan gundul dan licin. Ga ada dalam buku manual. Tapi yang buat pastilah tahu persis. Dan kalau kita mau cari tahu, insyaallah kitapun akan tahu. Walau tidak persis.

Lalu dunia yang ganya setitik debu ini pastilah Sang Pencipta nya tahu persis kapan expired. Demikian juga segala makhluk yang ada di dalamnya. Manusia saja tahu kapan umur maksimal seekor ayam atau kucing. Apalagi Sang Maha Pencipta. Manusia saja tahu berapa jam hujan yang terjadi untuk menggenangi sebagian Kota Jakarta, apalagi Sang Maha Mengetahui. Maka tak ada yang tidak tak tertulis dalam sebuah sistematika penciptaan satu bencanapun di muka bumi ini. Semua sudah ada, bahkan dengan begitu detailnya.
Oleh karena itu saya dengn sukarela dan ikhlas menerima kebenaran dari firman Allah di surah Alhadid, ayat 22 ini.

Bissmillahhiramannirrahiim

مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ

Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.
Surah Al-Hadid (57:22)

Maha Benar Allah dengan segala FirmanNya. (Bungben, pontianak)

Rabu, 20 Januari 2016

Merancang Event Brand

Sudah lama tak berkecimpung dalam dunia event organizer. Namun, karena permintaan khusus, saya turun gunung lagi untuk memanajemen dua buah event yang ada di lingkungan Pemerintah Kota Pontianak.

logo event hari lingkungan hidup
Nah setelah merumuskan sasaran komunikasi, dan perubahan konsep event seperti biasa sayapun merancang brand untuk merepresentasikan gagasan terhadap pelaksanaan event tersebut. Brand? Iya brand! Lho brand itukan hanya diperlukan untuk memasarkan produk saja? Oh tidak juga. Brand ternyata juga diperlukan untuk memasarkan ide, gagasan atau konsep.

Sebenarnya pembuatan brand untuk mengkomunikasikan sebuah event sering dilakukan oleh lembaga-lembaga komersial maupun lembaga publik.

Di event musik kita dapat mengingat dengan baik brand java jazz yang mendunia. Diacara televisi ada brand indonesia idol, indonesia mencari bakat,dsb. Dalam kegiatan fashion ada brand Putri Indonesia, Miss Universe,dsb. Dan baru-baru ini Pemerintah RI gencar mempromosikan Sensus Ekonomi 2016 melalui logonya yang khas.

Pada bulan September, temen-temen di PMMAY memfasilitasi shalat istisqo karena Pontianak diserang kabut asap. Event ibadah tersebut juga memiliki brand khusus. Kebetulan brand tersebut saya yang merancang.

event brand shalat istisqo
Jadi, brand sudah biasa digunakan untuk mengkomunikasi sebuah event. Lalu apa manfaatnya dan bagaimana tips merancang sebuah brand untuk mengkomunikasikan sebuah event?
Manfaat Event Brand
Sebuah event apakah yabg bersifat temporary mauoun yabg bersifat reguler memiliki tujuan untuk menyampaikan ide, gagasan, atau konsep. Sebuah pagelaran event olah raga seperti PON yang diselenggarakan di Palembang tahun...lalu, selain bertujuan untuk menggalang persatuan nasional lewat olah raga juga dalam rangka untuk mengkomunikasi lokasi dan waktu penyelenggaraan acara. Tak heran jika event brand yang dirancang sarat dengan nuansa keindonesiaan yang dikompromiskan dengan budaya Sumatera Selatan. Demikian pula brand olimpiade Beijing, atau brand Piala Dunia (sepak bola). Selain mengkomunikasikan pelaksaan event juga mengkomunikasikan lokasi penyelenggaraan event. Oleh karena itu rancangan brand biasanya selalu mengakomodir kekhasan lokasi pelaksanaan kegiatan. Apakah sekedar itu? Tentu saja tidak. Ada beberapa tips yang perlu dipertimbangkan dalam merancang event brand.


  1. Nama event. Biasanya nama event itu terlalu panjang sehingga menyulitkan publik untuk mengingat. Penggunaan singkatan sering digunakan untuk memudahkan proses komunikasi event. Event Pekan Olah Raga Nasional cukup disingkat PON saja. Musyabaqah Tilawatil Qur'an cukup disingkat MTQ saja.
  2. Gunakan bentuk yang khas. Bentuk ini bisa diambil dari kekhasan lokasi pelaksanaan acara.
  3. Gunakan font dan warna yang khas dan jelas. Font yang khas penting agar ketika dilepaskan dri logo, font tersebut dapat menghubungkam persepsi publik kepada event yang akan dilaksanakan. Demikian pula dengan warna. Warna yang sporty biasa digunakan untuk event olah raga, event-event outdoor biasanya menggunakam basis warna-warna alam.
  4. Perhatikan ukuran. Ukuran logo haruslah diperhatikan sungguh-sungguh. Cara menguji apakah logo memiliki ukuran yang layak adalah menempatkannya di media komunikasi terkecil, seperti name card, amplop, kop surat atau photo profile di media sosial.
  5. Fokus. Usahakan agar bramd event tetap fokus pada nama event. Beberapa brand event seringkaki terlihat terlalu mengakomodir simbol-simbol budaya. Terlalu banyak pernik akan membuat event brand kehilangan fokus.
Demikian artikel marketing praktisnya kali ini. Moga bermanfaat.

Bungben, pontianak.

Senin, 18 Januari 2016

BisnisJariyah

Bagaimana agar bisnis kita dapat berumur panjang? Padahal banyak usaha bisnis pengusaha muslim yang turut meninggal bersamaan dengan wafatnya pemilik.

1. Harta tak dibawa mati vs konsep Amal Jariyah
Saya berandai-andai aja untuk menjawab mengapa banyak pengusaha muslim di sekitar kita yang enggan membangun bisnis yang terorganisir sehingga memungkinkan sebuah bisnis dapat hidup secara jangka panjang. Saya berandai-andai karena memang belum pernah melakukan penelitian yang seksama.

Pengandaian pertama adalah bisa jadi mereka meyakini bahwa harta tidak dibawa mati. Jika kita beranggapan harta dibawa mati kita akan terjebak kepada jeratan cinta dunia. Jeratan cinta dunia ini akan membuat kita rela berbuat apa saja. Tak peduli baik dan buruk dan akan membuat hidup kita jauh dari kedamaian. Mereka beranggapan  berbisnis itu saat masih hidup saja. Setelah wafat biarlah harta benda ditinggalkan untuk orang yang masih hidup.

Cara berpikir seperti ini tentu tak ada salahnya. Tapi dalam ajaran Islam, bukankah ada  konsepsi amal jariyah.
Konsep amal jariyah mengajarkan bahwa seorang yang telah wafat pahalanya akan terus mengalir dari harta benda yang memilki kemanfaatan untuk umum.
Cara berpikir pertama jika diterapkan akan melepaskan manusia pada cinta dunia. Cara berpikir kedua akan mengakibatkan sikap menjadikan dunia sebagai bekal untuk kehidupan akherat. Mau pilih yang mana terserah.

Namun, jika kita yakin dengan kehidupan akherat, mestinya kita akan memilih cara berpikir yang kedua. Bahwa kesempatan hidup di dunia ini harus dimanfaatkan sebesar-besarnya demi kehidupan yang jauh lebih baik di akherat.
Jika kita menganut cara berpikir kedua maka saat membangun bisnis kita harus berupaya betul untuk memiliki bisnis yang bermanfaat positif bagi masyarakat. Karena jika bisnis yang kita miliki dan kita bangun justru menebarkan mudharat, maka yang didapat diakherat kelak bukanlah amal jariyah tapi dosa jariyah. Sebuah amal buruk yang akan diterima terus oleh si pemilik walau ia sudah wafat. Tapi saya belum tau apakah ada referensi dalam Al Quraan tentang dosa jariyah ini.

Dengan menerapkan cara berpikir kedua ini saya juga meyakini kita akan lebih bersungguh-sungguh mengelola bisnis kita, bukan karena untuk menumpuk harta benda demi kemakmuran di dunia,bukan pula karena kita cinta dunia,  tapi demi kebaikan di akherat dan kebaikan generasi penerus kita. Kitapun akan terhindar dari jebakan cinta dunia namun tetap menjadi manusia yang produktif.

2. Pewaris yang shaleh
Salah satu amal yang tak terputus juga adalah doa anak yang shaleh. Konsepsi juga  akan berdampak pada sikap untuk untuk menganggap penting proses kaderisasi. Sebuah bisnis yang baik dan dikelola oleh anak yang shaleh akan memberikan amal kebaikan yang tak putus saat kita wafat. Jika kita tak meyakini ajaran ini maka kita enggan memikirkan iman, akhlak dan ilmu anak-anak kita. Kita enggan melakukan kaderisasi. Sehingga ketika wafat, tak ada seorangpun dari pewaris kita yang berkemauan dan berkemampuan mengurus bisnis orang tuanya. Jika ini terjadi bisnis kita pun akan wafat sepeninggal kita.

3. Mewariskan amal atau mesin amal? Anggaplah si A memiliki uang sebesar Rp 100 juta. Lalu seluruhnya ia sumbangkan  untuk membangun masjid. Lalu ada si B yang menginvestasikan uangnya untuk bisnis dengan komitment 50% keuntungannya akan diserahkan untuk pembangunan masjid. Kira-kira pahala mana yang lebih besar jika kedua orang tersebut telah wafat? Saya akan memilih si B asalkan bisnis yang dibangun itu terorganisir dan termanajemen dengan baik sehingga dapat hidup berkepanjangan. Seandainya dengan investasi 100 juta itu keuntungannya sebesar Rp 10 juta perbulan lalu 50% nya  disumbangkan ke masjid maka berapakah nilai yang akan diterima oleh masjid dalam 10 bulan, 100 bulan, 1000 bulan, 10.000 bulan? Tentu akan lebih besar. Inilah yang pernah dilakukan oleh pengusaha Ustman bin Affan 1400 tahun yang lalu. Beliau memilih mewariskan mesin uang dari pada uang kepada generasi penerus.

Nah, jika kita memiliki pola pikir amal jariyah seperti di atas, maka saya memprediksi umur organisasi bisnis kita akan berkepanjangan, demikian pula dengan amal kebaikan yang akan kita terima di akherat. Wallahuallam.

Namanya juga berandai-andai.

(Bungben, Singkawang)

Bersambung...

Organisasi Bisnis Berumur Panjang

Menyambung tulisan tentang bisnis berjamaah, saya mengamati ternyata banyak pengusaha muslim yang enggan membangun organisasi bisnis.

Kebanyakan para pengusaha muslim di Kalbar cenderung berbisnis sendirian tanpa punya orientasi untuk memiliki organisasi yang kuat. Kalaupun ada organisasi kebanyakan sebatas legalitas. Sehingga tak heran jika umur bisnisnya sama dengan umur si pemiliknya. Pemiliknya wafat, wafat pula bisnisnya.

Karena orientasi bisnis single fighter ini, banyak pengusaha muslim di daerah yang mengabaikan pentingnya kaderisasi. Bahkan beberapa pengusaha muslim justru menyekolahkan anak-anaknya agar bisa eksis sebagai PNS atau pekerja profesional di perusahaan-perusahaan swasta. Bukan sebagai individu yang diorientasikan sebagai pemimpin bisnis.

Kakek saya misalnya adalah seorang  pengusaha agribisnis yang terbilang sukses di Kampung Bedogan, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. Sawahnya berhektar-hektar, punya banyak rumah dan tanah, banyak kolam ikan, punya pabrik penggilingan gabah, dan punya simpanan dalam bentuk uang dan emas. Anaknya ada dua belas, namun tak satupun dari keduabelas anaknya yang ia kader untuk meneruskan bisnisnya. Begitu kakek tercinta wafat, wafat pula bisnisnya.

Semua aset yang ia kumpulkan selama berbisnis dibagi habis kepada anak-anaknya. Tak ada satupun bisnis yang terorganisir yang mereka tinggalkan. Dan setelah itu tak ada satupun dari pihak keluarga yang mampu menjadi pengusaha agribisnis sebaik kakek dan nenek saya. Salahkah mereka? Oh tentu sama sekali tidak. Hal itu terjadi mungkin karena minimnya pengetahuan yang mereka miliki.

Berbeda dengan kakek teman saya di kuching, Malaysia. Menurut ceritanya, kakeknya merantau dari daratan tiongkok hanya membawa beberapa keping uang emas yang kalau diringgitkan hanya sekitar 500 ringgit. Beberapa puluh tahun kemudian, saat ia wafat, ia mewariskan usaha dengan nilai aset lebih dari 5 juta ringgit atau lebuh dari 17 milyar rupiah. Dan di generasi ketiga usaha yang telah dirintis puluhan tahun sebelumnya itu kini brkembang menjadi beraneka jenis usaha. Mulai kontraktor, hotel, pabrik, toko, dsb.

Kini, walaupun si pendiri bisnis telah wafat, organisasi bisnis yang ia tinggalkan masih menghasilkan banyak uang serta masih tetap mampu menyerap banyak tenaga kerja. Salah satu usaha kakek temen saya yang saya masih ingat namanya adalah usaha hotel dengan nama Crown Hotel di Kuching. Organisasi bisnis itu dikelola oleh kader-kader pemimpin bisnis terbaik di lingkar keluarga dekat.

Lalu apa beda kakek saya dengan kakek teman saya itu? Perbedaan yang paling mendasar adalah kakek saya meninggalkan warisan berupa aset pribadi, sedang kakek teman saya meninggalkan aset yang ia bungkus secara sistemik dalam organisasi bisnis.

Padahal kakek teman saya yang orang China itu tak mengenal konsep amal jariyah. Sebuah konsep dalam agama islam yang meyakini pahala yang terus mengalir dari peninggalan yang bermanfaat bagi orang banyak saat masih hidup di dunia.

Sebenarnya dalam sejarah bisnis pengusaha muslim, kita mengenal sosok Usman bin Affan. Orientasi bisnis jangka panjang ala Usman bin Affan  bisa kita tiru. Beliau membeli sebuah sumur dari orang Yahudi yang berwatak anti sosial. Sumur itu lalu diwakafkan kepada publik. Oleh pemerintah setempat yang mewakili publik,  sumur itu lalu diolah oleh organisasi khusus.

Menurut cerita, hasil penjualan air di sumur itu sebagian disumbangkan kepada fakir miskin, sedangkan sebagian lainnya diinvestasikan untuk bisnis yang produktif. Salag satunya adalah dibelikan kebun kurma. Hasil dari  kebun kurma itu, 50% nya dialokasikan lagi untuk menyantuni fakir miskin sedangkan sisanya untuk pengembangan usaha produktif lagi. Begitu terus. sehingga saat ini organisasi yang mengelola dana ustman bin affan telah memiliki banyak usaha produktif dan  dan memiliki banyak property.

Walau saya tahu persis, tapi saya sangat yakin selama ribuan tahun hasil uang dari sumur itu telah mampu mempekerjakan ratusan ribu bahkan mungkin jutaan orang sepanjang umur investasi Usman bin Affan.

Di inggris dan beberapa negara Eropa lain terdapat pula beberapa organisasi bisnis yang masih eksis selama berabad-abad. Bahkan ada yang telah berumur lebih dari 400 tahun, lebih tua dari umur beberapa kerajaan Islam di Indonesia.

http://danish56.blogspot.co.id/2011/08/10-perusahaan-besar-yang-lahir-tahun.html?m=1

Di Jepang lebih dahsyat lagi. Ada perusahaan kontraktor yang telah berumur 15 abad dan masih eksis hingga sekarang. Nama perusahaannya Kongo Gumi, Co. Ltd, bergerak dalam bidang pembangunan kuil di Jepang. Perusahaan ini didirikan pada tahun 578, atau sekitar 8 tahun setelah kelahiran Nabi Muhammad, SAW dan hingga kini masih eksis.

Sebagai pengusaha muslim, mengapa kita perlu membentuk organisasi bisnis yang bisa eksis dalam jangka panjang dan bagaimana kira-kira caranya? Lalu apakah kepentingan di akherat jika memiliki bisnis yang berkepanjangan dan memiliki dimensi kemanfaatan?

(Bungben, Singkawang)

Bersambung...

Personal Branding Aktivis Dakwah

Tulisan ini saya buat disela-sela tugas Pondok untuk 'nyopiri' Mba' Peggy Melati Sukma berceramah di Masjid Raya Singkawang. Tapi saya ga sendiri. Saya bareng istri lho, hihii. Saya sendiri jarang turut serta mengantar para penceramah nasional berkeliling. Mungkin Mba Peegy inilah satu-satunya, hihii. Jadi saya punya kesempatan juga untuk mengamati akhwat yang sangat padat jadwal ceramahnya ini. Performanya, gaya bicaranya, tema yang diangkat.dsb. saya jadi mikir, ternyata semua aktis dakwah yang terkenal itu memiliki kharakter yang berbeda. Kharakter yang kuat dan konsisten. Jadi munculah ide menulis tentang personal branding ini. Hihii. 
Bukan ndengerin ceramah, malah nulis. Dasar!

Oke langsung aja ya. Gini, bagi mereka yang berkecimpung di dunia dakwah mungkin memerlukan marketing pula. Marketing diperlukan untuk mendukung agar pesan dakwah dapat sampai lebih optimal. Salah satu aspek marketing yang penting adalah tentang personal branding.
Personal branding adalah sebuah proses pengembangan citra personal melalui proses komunikasi yang fokus dan berkelanjutan.

Dalam dunia dakwah, secara sederhana, brand seorang aktivis dakwah dibentuk oleh performa personal (gaya bicara/retorika, pakaian, mimik wajah), lingkungan, serta tema dakwah.
Aa' Gym misalnya secara performa memiliki penampilan dengan gaya bicara yang lemah lembut dengan akses bahasa khas sunda, serta sering diselingi humor segar. Pakaiannnya bercirikhas sorban dan jas, walau sesekali sering pula menggunakan pakaian modern. Mimik wajahnya lembut dan lebih sering tampak tersenyum. Pada aspek lingkungan Aa' Gym memiliki pesantren Daruttauhid serta (dulu) memiliki aneka usaha. Aa' gym juga sering tampak pada lingkungan masyarakat kelas menengah dan menengah ke atas. Tema dakwahnya terpackaging dengan apik lewat istilah Manajemen Qalbu yang sering disingkat MQ.

Agak berbeda dengan Aa' Gym adalah Yusuf Mansur. Ustadz yang sering dipanggil Ustadz YM ini memiliki performa yang lebih "Indonesia". YM lebih sering menggunakan jas dan kopiah hitam. Mimik wajahnya agak lebih hard dibanding Aa' Gym dengan sorot mata yang lebih tajam namun sayu. Sorot mata seperti ini sangat relevan dengan kharakter Ustadz YM yang pekerja keras, disiplin dan pembelajar yang tak kenal lelah. Gaya bicaranya tak selembut Aa' Gym, namun tidak juga berapi-api seperti Zainuddin MZ. Aksennya lebih kental aksen betawian. Lingkungan YM identik dengan lingkungan pesantren dan pondok penghafal Al Quran. Pesantrennya juga dikemas dengan modern dan dibranding dengan nama DAQU, atau Darul Quran. Ustadz YM lebih banyak mengusung tema yang berfariatif. Namun, beliau lebih identik dengan ajakan sedekah dan membaca Al Quran.

ustadz Yusuf Mansur
Selain Aa' Gym dan ustadz YM ada juga ustadz Arifin Ilham dengan baju serba putih dan majelis dzikir nya. Ada Felix Siaw dengan baju batik, muka chinese dan tema dakwah tentang sejarah Islam. Ada Ippo Santoso dengan penampilan necis dan tema motivasi bisnisnya.

Dan yang akhwat ada Peggy Melati tadi dengan penampilan yang modis-syarie, wajah yang ramah serta tema dakwah tentang hijrah serta kepedulian sosial. Selain Peggy ada Mama Dedeh yang identik dengan pakaian ibu-ibu paruh baya, suara yang lantang, tegas dan sesekali lucu. 

Selain aktivis dakwah nasional  di Kalimantan Barat kita juga mengenal dengan baik beberapa ustadz yang memiliki personal branding cukup kuat seperti Ustadz Luqmanulhakim dengan penampilan anak muda yang gaul dan necis, lingkungan Pondok PMMAY nya, serta tema dakwah motivatif terkait dengan Shalat Tepat Waktu, shodaqoh, Cinta Al Quran, tauhid, hijrah, akhlak, dan seminar Mustahil Miskin nya. Ada juga Ustadz Uzlah dengan penampilan islami-formal berkopiah hitam dan identik dengan tema-tema terkait kajian Al Quran.

ustadz Luqmanulhakim
Semua aktivis dakwah diatas memiliki personal brand yang khas. Beda aktivis beda kharakter, beda juga citra dan persepsi kita saat membayangkannya. Melalui proses komunikasi melalui berbagai media, kharakter itu diserap oleh publik dan direkam dalam memori. Terbentuklah citra. Citra inilah yang disebut personal brand. Sedangkan personal branding adalah proses untuk mengkomunikasikan kharakter yang unik tersebut kepada publik.
Nah demikian marketing praktis untuk personal branding, khususnya untuk aktivis dakwah. Hal penting yang perlu diingat adalah keunikan para aktivis dakwah itu bukanlah sesuatu yang dibuat berdasarkan kehendak pasar. Tapi lebih banyak karena memang sudah jadi kharakter masing masing personil yang kemudian  diperkuat dengan manajemen komunikasi yang fokus dan berkesinambungan.

(Bungben, singkawang)

Strategi Produk dalam Bisnis Kuliner

Dalam marketing memutuskan produk yang pas dengan harapan customer sasaran sangatlah penting. Namun bagi seorang pengusaha dibidang makanan, tak mudah untuk menentukan produk apa yang akan diproduksi. Untuk membantu mempermudah proses pengambilan keputusan barangkali tulisan ini ada manfaatnya.

Memutuskan Produk inti
Jika disederhanakan bisnis di jasa kuliner dapat dibagi ke dalam beberapa jenis.
1. Multi produk. Yang dimaksud multi produk adalah pengusaha yang membuka usaha kuliner disebuah tempat dengan aneka jenis makanan sekaligus. Tempat usahanya biasa disebut dengan restoran atau rumah makan. Misalnya restoran padang atau rumah makan padang. Di Pontianak ada Al Hijrah Food Gallery, Rumah Makan Melda, Rumah Makan Zamzam,dsb. Pengusaha restoran padang menyajikan aneka menu masakan sebagai produk intinya. Mereka beranggapan semakin beraneka semakin akan menarik perhatian. Konsep rumah makan ini banyak ditiru oleh pengusaha rumah makan. Ciri khasnya tak ada satu menu yang diandalkan. Kelebihan pilihan ini, customer akan mendapatkan banyak pilihan makanan. Sedangkan kelemahannya adalah semakin rumitnya proses produksi dan kontrol terhadap kualitas makanan akan jauh lebih rumit.

2.  Satu produk inti. Contoh pengusaha yang menerapkan pilihan ini cukup banyak. KFC dengan menu andalannya ayam goreng, es teler 77 dengan produk inti minuman es. Di pontianak, ada Ayam Penyet Bowo, Bakso Pak Kumis, Ayam Goreng Wong Solo, Pecel Lele Lamongan Cak Edi, Pondok Ale-ale, Bubur Ayam Barokah,dsb. Mereka memulai bisnis dengan satu produk inti tang sangat mereka andalkan. Setelah kuat baru dilakukan diversifikasi atau penganekaragaman menu. Tak heran jika pada Es Teler 77 kita juga bisa menemukan menu bakso. Dan kita juga bisa menemui menu soto betawi di Ayam Penyet Bowo, aneka minuman di Bubur Ayam Barakah, mie rebus dan mie goreng di Bakso Pak Kumis, atau aneka seefood di Pondok Aleale. Kelebihan strategi ini, kita lebih fokus dalam menjaga kualitas menu.

Lalu dari kedua pilihan strategi tadi manakah yang lebih baik? Sangat tergantung. Kalau untuk pengusaha kuliner pemula, saya sarankan untuk menerapkan strategi yang kedua. Kalau untuk pengusaha yang jago memasak strategi pertama boleh dicoba.
Sedangkan berdasarkan pengamatan saya di Pontianak, para pengusaha yang menggunakan strategi pertama cenderung lebih kuat bahkan bisa tumbuh dan berkembang. Beberapa pengusaha yang mengusung konsep restoran gulung tikar. Restoran Cobekulek (kalao ga salah) baru saja tutup, lalu ada restoran cukup mewah di bilangam Ahamad Yani II hanya bisa bertahan tak lebih dari satu tahun. Sebaliknya jarang saya melihat ada pengusaha pecel lele yang gulung tikar, demikian juga beberpa pengusaha baru lain yang mengusung konsep satu produk.
Namun, kolaps atau berkembang tentu ada banyak faktor yang mempengaruhi bukan sekedar pada pilihan strategi produk. Bisa jadi rasa makanan yang tak konsisten, pelayanan yang kurang cepat dan kurang ramah, kurang promosi, atau mungkin salah pengelolaan keuangan. Wallahualam Bissawab. (Bungben, singkawang)

Minggu, 17 Januari 2016

Jangan Dipertentangkan


Malam dan siang bukanlah 2 unsur yang berlawanan.  Keduanya adalah sebuah pasangan. Sang malam dan sang siang tak pernah hidup dalam keegoan. Masing-masing pihak tak pernah ingin mendominasi, tak pernah ingin menguasai. Mereka hidup saling mengalah dan memahami. 

Tak terbayangkan jika salah satunya ingin menguasai, ingin mendominasi. Maka bumi akan selalu malam atau akan selalu siang atau bahkan menjadi tak teratur, karena tergantung siapa yang menang.
Pada saat alam semesta masih dalam satu kesatuan, alam semesta masih gelap. Malamlah yang menjadi penguasa tunggal. Sebab belum ada hidrogen dan oksigen yang memungkinkan terjadinya energi ledakan/ big bang yang memisahkan alam semesta dan menciptakan bertrilyun bintang/ matahari.

Saat itu, demi harmoni, malam mengalah dengan siang. Ia memberikan peran kepada sang siang untuk mendominasi bumi dalam waktu tertentu. Bumi menjadi hidup. Tumbuhan mulai berkembang, disusul hewan, lalu manusia.

Ternyata kebijakan malam menghasilkan kehidupan bagi semesta raya. Termasuklah bumi tempat kita tinggal saat ini.

Oleh karena itu jika ada 2 atau lebih unsur yang berbedasekitar kita, maka sebaiknya tak perlu kita pertentangkan.

Tak perlulah mempertentangkan  pria dan wanita, orang kaya dan orang miskin, pejabat dan karyawan, pemimpin dan anak buah. Semua bisa hidup berdampingan. 

Kita juga perlu memahami bahwa salah satu pasangan itu ingin mendapatkan peran. Oleh karena itu ada baiknya kita menjadi sang malam yang memilih memberikan peran kepada pihak yang menginginkan. Berikan peran kepada mereka yang ingin mengambil peran, tanpa perlu melawan. Mengalah demi kebaikan.  Tak perlu merasa kalah, karena Tuhan dan sang malam sendiri pastilah tahu siapa yang mengalah dan memberi peran.

Selalu mempertentangkan akan menjauhkan hidup dari kedamaian. (Bungben)

Lembah Murai, 25 Februari 2015

Sabtu, 16 Januari 2016

Konsep Dasar Bisnis Berjamaah

Penyusunan basis hukum pengembangan ekonomi Islam oleh para ulama belakangan ini sepertinya sudah sangat memadai. Sayangnya praktek bisnis berbasis nilai-nilai dan berbasis hukum islam masih belum terlalu banyak. Oleh karena itu, sebagai pengusaha yang meyakini kesempurnaan nilai-nilai ajaran Islam saya pikir perlu diupayakan dengan cara-cara eksperimentatif, demi mencari pola yang pas antara nilai dengan situasi kekinian dan untuk mendekatkan antara landasan teoritik yang telah disusun oleh kalangan cerdik pandai muslim dengan praktek di dunia nyata.

Di masa yang akan datang kita berharap kita mampu menjawab pertanyaan masyarakat yang ingin mengetahui praktik berbisnis islami dalam keseharian.

Konsep Dasar Bisnis Berjamaah
Sebagaimana pula aktivitas shalat berjamaah, maka bisnis berjamaah memerlukan seorang imam dan minimal seorang makmum. Tanpa makmum tiada imam, demikian pula tiada imam tak ada makmum. Sang imam ditentukan berdasarkan kesepakatan makmum berdasarkan kriteria yang disusun bersama. Namun sebagai referensi umum tentu saja seorang imam yang akan kita pilih harus memiliki ilmu dan pengalaman yang lebih baik dari makmumnya. Ia harus fasih dengan bisnis yang akan digelutinya. Di luar itu yang terpenting adalah sang imam haruslah memiliki jiwa kepemimpinan. Minimal ia bisa mengatur barisan, memberikan aba-aba atau perintah untuk bergerak, memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik serta ikhlas untuk memikirkan atau mendoakan semua makmum yang mengikutinya. Imam bisnis yang baik akan selalu mendoakan dengan ikhlas kebaikan bagi makmumnya, memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi oleh makmum dan siap menolong jika ada makmum yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugas. Imam yang baik harus punya keikhlasan untuk sewaktu-waktu menjadi makmum. Demikian pula seorang makmum sewaktu-waktu harus siap menjadi imam jika diperlukan.
Dalam dunia nyata seringkali kita menjumpai seorang pemimpin bisnis yang justru bersikap sebaliknya, ia enggan memikirkan atau mendoakan kebaikan bagi anak buahnya, bahkan cenderung tak suka dengan kemajuan atau kebaikan yang didapatkan anak buahnya. Ia lebih cenderung berdoa untuk kebaikan diri sendiri, ia hanya mau memikirkan kepentingan bagi dirinya saja dan tak mau sibuk memikirkan urusan makmumnya.
Seringkali kita jumpai pula seorang pengusaha muslim yang enggan menolong makmum/karyawan/mitra kerjanya. Mungkin ia adalah seorang ahli sedekah di majelis-majelis pengajian, tapi enggan berbagi keuntungan yang layak dengan makmum dalam bisnisnya. Jamak pula kita jumpai seorang pemimpin bisnis yang tak mau menggerakan makmumnya sehingga makmumnya tak tahu harus melakukan apa dan kapan. Sang imam juga tak pernah mau menjadi makmum dan enggan menyerahkan kepemimpinannya kepada makmumnya. Di masjid dia siap jadi imam dan makmum, sedangkan di organisi bisnis dia tak mau bekerja kalau tidak jadi imam.

Kedua, bisnis berjamaah bisa dimulai oleh siapapun. Artinya bisa dimulai oleh seorang yang memiliki misi bisnis, lalu mengumpulkan satu orang atau lebih untu menjadi makmum. Dan bisa juga dimulai oleh beberapa orang lalu bersepakat untuk menunjuk seorang imam atau pemimpin. Saat ditunjuk, sang pemimpin menjalankan amanah sebagai leader yang baik. Dan ketika amanahnya dicabut, ia akan dengan senang hati memberikan posisinya kepada orang lain. Mungkinkah? Ya sangat mungkin. Semisal pada saat membangun bisnis ada 4 orang yang bekerjasama. Masing-masing berkontribusi sama, baik dalam hal modal, keahlian, jaringan, dsb. Lalu sharing keuntungan yang disepakati adalah masing-masing 25% . maka siapapun yang memimpin akan mendapatkan hak atas keuntungan yang sama. Jadi pemimpin yang meletakan jabatan tak akan berkurang hak atas keuntungannya.

Ketiga, bisnis berjamaah harus dilakukan oleh sekumpulan orang yang memiliki prinsip hidup yang sama. Misalnya memiliki pemahaman yang sama terhadap tauhid, makna hidup dan tujuan hidup. Akan sulit membangun organisasi bisnis jika satu orang berprinsip kerja itu ibadah, sementara yang lain berprinsip kerja itu untuk menumpuk dan menikmati kekayaan. Sangat sulit juga bekerja sama jika salah satu dari jamaah organisasi bisnis berpikiran bahwa bisnis itu untuk bekal akherat sementara yang lain berprinsip bisnis itu untuk mendapatkan kekayaan di dunia.

Keempat, menyelaraskan nilai dan pendapatan. Islam memandang penting keselarasan antara nilai dengan materi. Keduanya bukan pilihan. Bukan menyuap atau ga dapat rezeki. Tapi tidak melakukan suap lalu mendapatkan rezeki. Nilai kebersamaan atau ukhuwah misalnya, harus selaras dengan pendapatan dan produktivitas.makin kuat kebersamaan makin produktif.

Beraambung

Kamis, 14 Januari 2016

Merancang Tagline Produk

Bagaimana merancang tagline produk?  Bagaimana pula meletakan tagline pada sebuah brand? Sebelum kita bahas, ada baiknya kita samakan persepsi kita tentang tagline.




 
tagline produk pada kemasan
Tagline adalah slogan yang berfungsi jntuk menjelaskan produk baik menjelaskan keunggulamnya atau menjelaskan perbedaannya dengan produk kompetitor. Tagline sebaiknya tak lebih dari empat kata. Makin sedikit makin bagus, makin unik paduan katanya makin bagus pula. Seorang designer yang baik harus memahami pula tata cara membuat slogan. Jika kita kesulitan dalam merumuskan slogan, tanyakan keunggulan produk tersebut kepada klien kita dan minta pula ia menjelaskan perbedaan produk yang ia produksi dibandingkan produk kompetitor. 

Nah dengan demikian kita bisa membuat tema sebagai batasan informasi. Misalnya kita akan merancang kemasan sebuah obat herbal dengan temanya obat herbal yang berkhasiat, tak mengandung bahan kimia, manjur dan ranoa efek samping. Tagline nya dapat saja seperti ini: pasti manjur, manjur jur. Andalan Keluarga, sehat berkhasiat, dsb.


Saat meletakan tagline jangan sampai tahline itu mengganggu tampakan brand. Brand produk harus tetap menonjol dan tagline tetap harus harus dapat dilihat setelah brand. Brand dan tagline adalah satu kesatuan. Perhatian penempatan brand dan tagline pada kemasan produk-produk  berikut ini: 

Coba bandingkan dengan tagline perusahaan (coorporate) sebagai berikut, lakukan analisis dan temukan kharakter tagline dan penempatannya:

tagline perusahaan

Nah tips desain grafis nya jika brand dan bidang telah dibuat, cobalah membuat dummies kemasannya. Lakukan pengamatan dan setelah itu ajukan pada klien anda, berikan penjelasan apa perbedaannya dengan produk kompetitor.

Uji coba juga menempatkan logo serta tagline pada media komunikasi terkecil. Jika tagline tak terbaca, minimal logo produk harus dapat dibaca dengan jelas.


Dalam mendesain brand produk dan kemasan, warna adalah salah satu unsur yang teramat penting. Sumber inspirasi pewarnaan bisa kita dapatkan dari beberapa hal seperti warna jenis makanan, sasaran pasar dari produk yang kita buat apakah hntuk anak-anak, remaja, dewasa atau paruh baya, untuk konsumen yang berjiwa sporty, profesional, petani atau nelayan. Sumber inspirasi pewarnaan dapat pula datang dari produk kompetitor atau produk produk sejenis yang ada diluar negeri
(bungben)

Selasa, 12 Januari 2016

CARA MERANCANG BRAND PRODUK

Proses merancang brand produk agak berbeda dengan merancang brand perusahaan. Kita harus lebih banyak mengamati faktor eksternal seperti sasaran pasar dan produk kompetitor. Tak banyak nilai filosofis yang harus kita pelajari terlebih dahulu saat mendesajn logo produk yang perlu dipelajari adalah pasar sukanya seperti apa, dan produk kompetitor seperti apa. Nah tugas kita adalah membuat sebuah logo yang dapat mengakomodir kepentingan calon konsumen dan memiliki perbedaan yang jelas dengan produk kompetitor.
 

Lalu sebelum merancang, kita juga perlu mencari informasi terlebuh dahulu apakah customer sudah menyiapkan kemasan untuk produknya. Jika sudah, maka bentuk kemasan akan menjadi salah satu sumber inspirasi dalam proses mendesain logo. Jika beljm, maka kita perlu menanyakan apakah kemasan yang akan digunakan sama dengan kemasan yang digunakan oleh kompetitor. Jika sama atau kurang levih sama, maka kita harus memiliki kemasan itu di atas meja kerja kita. Amati kemasan itu lalu buatlah logo dan penampilan yang berbeda dari yang dimiliki oleh kompetitor.

Ada baiknya sebelum mendesain brand produk dan kemasan, kita tanyakan pula kepada klien apakah logo dan kemasan yang akan dirancang menyerupai penampilan produk dan kemasan kompetitor atau ingin dibuat dengan bentuk yang sama sekali berbeda. Hal ini penting karena banyak pengusaha yang menginginkan tamoilan produknya menyamai produk kompetitor. Namun ada pula pengusaha yang idealis yang tak mau sedikitpun memiliki kesamaan dengan produk kompetitor. Dengan informasi ini diharapkan proses perancangan akan berjalan lebih efektif.

Dalam dunia desain grafis, untuk mendesain sebuah brand yang telah memiliki kemasan, maka kita perlu memahami terlebih dahulu  bagian mana yang akan dijadikan kover atau bagian muka. Seberapa besar bidang yang tersedia pada bagian muka kemasan tersebut. Hal ini perlu dilakukan khususnya untuk kemasan yang berbentuk silender seperti botol kecap, botol selai, atau gelas plastik. Karena luas bidang kemasan tidak sama dengan luas bidang pandangan. Hal ini tentu akan mepengaruhi besar kecil dan posisi peletakan logo yang akan kita buat.
Setelah informasi memadai prises perancangan logo dapat kita mulai. Langkahnya sama buat bidang terlebih dahulu, lalu ketikan nama brandnya lalu aturlah bentuknya sedemikian rupa sehingga dapat dilihat dengan jelas. Jika akan menambahkan image, maka image tersebut harus diletakan menyatu dengan nama produk. Jika tak ada image oada brand tersebut maka aturlah agar jenis font dan bentuknya berbeda dengan teks-teks lainnya yang akan dimunculkan di dalam kemasan. Kalau bingung perhatikan dua logo di bawah ini. Satu logo hanya berupa teks dengan bentuk khusus, satu lagi berbentuk logo dengan image yang spesifik. Perhatikanlah bahwa pada logo yang ada imagenya, teks tampak lebih menonjol dibandingkan imagenya. Ingat abaikan oewarnaan dulu bekerjalah dalam pewarnaan hitamputih terlebih dahulu. 
Setelah bentuk logo jadi, ajukan pada klient beberapa alternatif. Minta ia memilih. Setelah ada yang dipilih barulah  kita atur pewarnaannya. Buatlah beberapa alternatif dan ajukan kembali. Setelah terpilih, jadikan brand tersebut sebagai inspirasi utama dalam mendesain tampilan bagian muka kemasan.
Dalam proses mendesain brand produk, antara tampilan logo dan tampilan kemasan adalah dua hal yang tak boleh dipisahkan.keduanya adalah satu kesatuan.
Oleh karena itu jika brand yang kita rancang memilki image, misalnya kopi kapal api dengan image kapal apinya, kopi cap obor dengan gambar obornya, maka berhati-hatilah saat membuat image untuk kemasan. Image yang ada pada kemasan tak boleh mengganggu brandmark atau logo yang kita letakan pada kemasan. Demikian tipsdesain grafis kali ini. (bungben)

Tips Mendesain Brand 4: Efektivitas proses

Seringkali kita bingung pada saat mendesain sebuah brand. kadang belum selesai menetapkan bentuk, fokus kita beralih kepada tata letak, belum lagi tata letak genah, kitapun asyik klak-klik warna. 



Untuk menghindari hal tersebut, ada beberapa tips yang mungkin dapat berguna dalam proses mendesain brand. ikuti tips desain grafis berikut ini:
  1. Abaikan pewarnaan, fokus ke bentuk. Saat kita mendesain logo perusahaan seringkali kita sibuk menggonta-ganti warna logo yang sedang kita buat. Padahal tahap yang paljng penting dalam mendesain logo adalah mendesain bentuk. Oleh karena itu sebaiknya pada saat mendesain, fokus dulu pada bentuk. Setelah bentuk jadi dan di acc oleh client barulah memberikan warna.
  2. Jangan lupa kode warna dan jenis font. Ketika desain logo sudah diacc, catat betul kode warna dalam komposisi cmyk maupun rgb.kode warna ini penting untuk membuat warna logo menjadi warna yang baku. Demikian pula dengan jenis font. Seringkali kali kita lupa mencatat jenis font. Celakanya saat mendesain logo tersebut fontnya sudah diotak-atik proporsinya dan sudah diconvert menjadi image vektor, dan ketika kita membuat ulang logo teraebut kitapun kesulitan mencari font yang serupa. Sebenarnya hal ini tidak menjadi masalah besar, karena selama masih ada desain vektor, maka misi pembuatan logo akan selamat. Kita hanya perlu waktu sedikit lebih banyak untuk memperbaikinya.
  3. Pengajuan bertahap. Saat mengajukan alternatif logo kepada klien lakukanlah secara bertahap. Pertama memberikan alternatif penyebutan nama, setelah diacc, buatkan bentuknya dalam beberapa bentuk, jika telah diacc, beri warna dan ajukan beberapa alrernatif pewarnaan. Setelah ada satu tang terpilih barulah kita perbaiki satu logo itu dengan mengakomodir saran dari client. 
  4. Dan terakhir cobalah logo yang telah disepakati dengan menempatkannya dalam berbagai media kecil seperti letterhead, amplop, namecard, atau gimmick. Setelah oke, sajikan makna filosifisnya.
 Demikian tips desain grafisnya kali ini. (bungben)

Baca juga: 

CARA MERANCANG BRAND PRODUK

Tips Mendesain Brand 3 : Apa yang bisa di kreasikan?

Ketika sebuah kita telah mendapatkan bentuk sebuah brand, maka kita dapat melanjutkan pekerjaan kita dengan mengatur penampilannya brand tersebut. dalam ilmu desain grafis, ada beberapa hal yang perlu dijadikan bahan pertimbangan untuk mengkreasikan sebuah bentuk brand yang kita buat, yaitu:
brand harus jelas walau di ruang kecil
  1. Warna. Warna logo dapat dibuat satu, dua, tiga bahkan banyak warna seperti logo windows. Logo yang banyak warna biasanya diterapkan untuk perusahaan-perushaan berbasis teknologi jnformasi. Sedangkan perusahaan-perushaan konvensional lebih sering menggunakan 2 hingga 3 warna saja. Misalnya coca-cola dengan huruf warna merah dan background warna putih, kfc dengan warna warna merah dominan, putih dan biru. Jumlah warna yang sedikit akan mengefisienkan biaya pengadaan media komunikasi.
  2. Ukuran. Sebuah logo yang baik ia akan tampak jelas apabila dikecilkan dalam ukuran media komunikasi terkecil. Katakanlah media komunikasi terkecil adalah pulpen. Ukurannya maksimal lebar 0,5 cm dengan panjang antara 1-2 cm. Nah logo yang baik dapat dilihat dengan jelas dengan ukuran sekecil itu. Cobalah kecilkan logo coca-cola, garudabindonesia, bni, kita masih dapat melihatnya dengan jelas bukan? Tapi cobalah kecilkan logo pemerintah daerah, atau perguruan tinggi negeri atau swasta, kita akan sulit membaca melihat detail logo itu jika dicetak dalam ukuran sekecil itu. Bahkan dalam ukuran yang agak dibisarkan kita masih akan sulit membedakan satu logo dengan logo lainnya apabila logo-logo itu dijejerkan.
  3. Layout. Biasanya sebuah brand diikuti dengan nama perusahaan. Kita harus membuat pertimbangan apakah logo tersebut berada diatas nama perusahaan, atau disampiang ? Jika diatas apakah posisinya center, rata kiri, atau rata kanan. demikian pula jika disamping, apakah disamping kanan atau disamping kiri.
Baca juga:

Senin, 11 Januari 2016

Energi Tauhid

Jika kita memegang tali tauhid dengan benar, insyaAllah kita akan menjadi pribadi yang kuat. Tak gampang mengeluh, tak mudah goyah, kokoh dalam pendirian, tak punya rasa takut, tak mudah stress, ringan dalam melangkah, mudah dalam berfikir dan bertindak, tak bakal menderita dan selalu berbahagia. Mengapa? Karena kita tak punya ketergantungan dengan siapapun, apakah dengan materi, manusia, organisasi, dsb.
Tauhid akan memancarkan energi yang mampu menopang jiwa dan raga kita, membuat daya fikir dan daya kerja menjadi lebih cepat, lebih efektif dan mantab.
Bagaimana menghidupkan energi tauhid?

1. Tak Ada Tuan selain Allah. Kita bukanlah budak dari siapapun. Kita bukan budak yang hidupnya bergantung dengan bos kita, atasan kita, saudara kita, teman kita, keluarga kita.Kita juga tak akan menjadikan materi sebagai orientasi hidup kita. Satu-satunya Zat yang menjadi Tuan kita adalah Allah SWT dan satu-satunya orientasi atau tujuan kita dalam berpikir dan bertindak hanyalah Allah semata. Kita harus patuh dengan bos atau atasan kita, tapi bukan karena kita takut kepadanya. Kita patuh karena Allah yang meminta kita untuk patuh dengan pemimpin. Kita harus mencari rezeki di muka bumi bukan karena kita cinta dengan materi, tapi karena Allahlah yang perintahkan kita untuk mencari rezeki. Kita tak boleh bekerja dengan orientasi menyenangkan tuan kita dan kita tak boleh pula menjadikan hal-hal selain Allah hingga mengatur hidup kita. Kita adalah budak Allah, karena Dia lah yang memberikan tubuh ini, jantung, syaraf, otak trilyunansel, udara, air dan semua kehidupan ini. Bukan bos kita, apalagi materi yang tak berakal tak berjiwa. Hidup dan mati ini adalah hakNya semata, bukan hak kita. Adalah sangat penting sendiri bersama Allah daripada bersama makhluk tapi tanpaNya.

2. Tak Ada Kekuatan Selain Allah.
Allahlah Sang Pencipta Langit, Bumi dan segala isinya. Dia lah yang memberilan ruh sehingga kita memiliki kesadaran tentang Pencipta dan proses penciptaan. Dia lah yang memberikan nafs, qalbu dan lubb. Dan dengan semuanya manusia menjadi makhluk yang sempurna. Kita berdaya karena Allah memberikan daya tersebut. Dan jika Ia mencabut semua, tubuh kita akan lunglai lalu hancur lebur menjadi debu tanah.
Oleh karena salah besar jika kita merasa ada sesuatu selain Allah yang bisa menentukan hidup kita. Kita hidup karena pemberian Allah. Kita hidup bukan karena sesuatu selain Dia. Maka, tiada kekuatan yang lebih hebat dari kekuatan Allah. Tunduklah karena Dia Yang Maha Hebat, Yang Maha Perkasa, Pengatur ribuan galaxy dan trilyunan bintang.

3. BersamaNya.
Dulu, saat menyebut Nama Allah yang terbayang dalam imajinasi saya adalah seorang manusia tinggiiii menggunakan jubah. Sakin tingginya saya tak bisa melihat wajahnya. Ternyata saya salah. Dan sungguh benar apa yang disampaikan dalam firmanNya bahwa Dia tak menyerupai dengan makhluk atau zat apapun.
Lalu Allah itu Maha Besar lebih besar dari bumi, lebih besar dari matahari, lebih besar dari galaxy bima sakti, lebih besar dari beribu galaxy yang super besar lainnya. KebesaranNya meliputi semuannya. Meliputi langit dan bumi. Dan tak ada satupun zat yang pernah diketahui manusia yang bisa ada dimana-mana dan meliputi segala-galanya. Kita sungguh tak pernah dan tak akan pernah tahu!
Dan sahabat, karena begitu besarNya Zat Allah itu maka Ia sangat dekat dengan kita. Ia selalu bersama manusia, makhluk dan zat yang Ia ciptakan. Kita selalu bersamaNya. Dan tak akan pernah senanodetikpun kita terpisah dari Nya.
Sayangnya kita tak bisa melihatNya. Kita hanya bisa mengetahui ke-be-ra-da-an-Nya, lewat tanda-tanda yang Ia ninggalkan. Lewat manusia yang luar biasa, lewat sistem bumi dan tata surya yang dahsyat, tentang bermilyar jenis makhluk di tanah, air dan makhluk kecil tak tampak diudara. Memikirkan tanda-tanda Nya itu akan menyadarkan kita bahwa kita selalu bersama Allah. Bersama Sang Maha Pemurah yang tak akan pernah meninggalkan kita walau senano detik sekalipun.
Tak banyak yang bisa saya share karena kedangkalan pengetahuan saya. Namun saya sangat yakin hanya dengan menginsafi ketiga hal di atas saja maka kita akan dapat tumbuh dan berkemabang menjadi manusia yang penuh energi, penuh keyakinan, tak pernah mengeluh, tak punya rasa takut. Inilah kekuatan hebat yang terpancar karena tauhid. Kekuatan itu adalah Energi Tauhid.

Tips Mendesain Brand 2

Brand biasanya diperlukan sebagai identitas organisasi/ perusahaan. Selain sebagai identitas perusahaan, brand juga digunakan untuk memberikan identitas sebuah produk.
Oleh karena itu agar tidak membingungkan, kita bagi saja jenis brand menjadi dua, yaitu brand untuk perusahaan dan brand untuk produk.
Apa perbedaan keduanya dan bagaimana tips mendesain Branduntuk kedua jenis brand tersebut?

Brand perusahaan
Brand perusahaan company brand berbeda dengan brand produk. Brand perusahaan biasanya mengandumg idealisme sang pendiri perusahaan.  Kalau mau dipresentasekan sebuah brand perusahaan mengandung 80% nilai filosofis dan 20% nilai-nilai yang diorientasikan bagi publik atau pasar. Brand Garuda Indonesia yang berbentuk symbol burung Garuda berbentuk kepala dan sayap burung garuda misalnya mengandung nilai filosofis keindonesiaan yang membanggakan. Warna biru dan hijaunya mengesankan profesionalitas dan ketangguhan diudara. Hal ini mempertegas nama perusahaan itu, PT. Garuda Indonesia (Persero).

Brandmark Bank BNI dan Brandmark Garuda Indonesia

Demikian juga brand perusahaan Bank BNI yang terdiri dari angka dan huruf. Angkanya dibentuk seperti kotak sedangkan hrufu BNI dibuat tegas dengan besar yang sama dengan hangka 46. berbentuk kotak 46 berbentuk kotak dan huruf BNI. Brand BNI ini lebih banyak mencerminkan nilai filosofis sebagai perusahaan perbankan yang tangguh karena telah berdiri demikian lama serta profesional dalam pelayanan. Kalau kita perhatikan nama perusahaan banyak yang berbeda dengan nama brand. Nama perusahaan Garuda adalah PT. Garuda Indonesia (persero) Tbk. Brand name bakunya adalah Garuda Indonesia, tanpa PT, tanpa perseor, tanpa Tbk. Bentuk brandnya memadukan antara symbol kepala garuda bersayap dengan huruf ‘Garuda Indonesia’ yang ditulis dengan font yang khas.   Sedangkan nama perusahaan Bank BNI adalah PT. Bank Negara Indonesia Tbk. Namun nama brandnya adalah BNI tanpa "bank" sedangkan brandnya berbentuk paduan antara 46 dan huruf BNI dengan font khusus.
oleh karena itu sebelum kita membuat brand perusahaan pertanyaan yang harus kita jawab dulu adalah, nama lengkap perusahaan dan nama sebutan perusahaan.
Misalnya nama Perusahaan PT. Prima jaya utama. Apakah akan disebut PJU, PRIJU atau Prima Jaya. Atau tetap dipanggil nama lengkapnya saja. Lalu apakah kita ingin membuat logo berbentuk huruf, gambar, atau kombinasi keduanya. Hal ini harus ditentukan terlebih dahulu sebelum kita memulai membuat logo perusahaan. Hal-hal yang juga perlu diketahui adalah sejarah berdirinya perusahaan, misi inti perusahaan, visi, nilai-nilai yang dianut perushaan atau para pendiri, produk yang dihasilkan serta sasaran pasar yang ingin dijangkau oleh perusahaan. Selain itu kita juga perlu mengamati dan menganalisis perusahaan competitor untuk membuat differensiasi yang jelas.
Seluruh informasi itu adalah informasi dasar yang menjadi sumber inspirasi untuk mendesain sebuah logo.

Baca juga:

Tips Mendesain Brand 3

Tips Mendesain Brand 1


tips mendesain brandmark, ada baiknya kita memahami terlebih dahulu pengertian tentang brand. Pengertian brand menurut David A.Aaker adalah nama dan atau simbol yang berfungsi sebagai pembeda. Tuuan brand adalah untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang penjual atau sebuah kelompok penjual tertentu. Sedangkan menurut William J. Stanton brand adalah nama, istilah, simbol atau desain khusus atau beberapa kombinasi unsur-unsur ini yang dirancang untuk mengidentifikasikan barang atau jasa yang ditawarkan oleh penjual.

Sebelum  membahas lebih jauh bagaimana
Berdasarkan dua pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebuah brand mendandung beberapa unsur, yaitu Brand name yang terdiri dari huruf-huruf atau kata¬kata atau angka yang dapat terbaca, serta Brand mark yang berbentuk symbol. Sebuah kata yang menggunakan bentuk dan warna khusus sudah layak disebut sebagai brand. Contohnya seperti Google, yahoo, atau nokia. Ada juga brand yang memadukan kata dan simbol seperti logo Toyota, logo Samsung, atau logo Daihatsu.  
Sebuah brand mengandung janji perusahaan untuk secara konsisten memberikan ciri, manfaat, dan jasa tertentu kepada pembeli. brand lebih dari sekadar jaminan kualitas karena di dalamnya tercakup enam pengertian berikut ini.
Atribut produk, seperti halnya kualitas, gengsi, nilai jual kembali desain, dan lain-lain.Manfaat. Meskipun suatu brand membawa sejumlah atribut konsumen sebenarnya membeli manfaat dari produk tersebut. Dalam hal ini atribut brand diperlukan untuk diterjemahkan menjadi manfaat fungsional atau manfaat emosional.Nilai. brand juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsen. Mercedes menyatakan produk yang berkinerja tinggi, aman, bergengsi, dan sebagainya. Dengan demikian produsen Mercedes juga mendapat nilai tinggi di mata masyarakat.Budaya. brand juga mencerminkan budaya tertentu. Honda misalnya mencerminakan budaya masyarakat jepang yang menghargai kualitas, keamanan serta kemajuan teknologi.Kepribadian. brand juga mencerminkan kepribadian tertentu. Sering kali produk tertentu menggunakan kepribadian orang yang terkenal untuk mendongkrak atau menopang brand produknya.Pemakai. brand menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan produk tersebut. Pemakai  Kijang Innova biasanya adalah seorang pekerja yang memiliki keluarga kecil. Pemakai BMW adalah seorang eksekutif muda yang sukses.

Baca juga

Minggu, 10 Januari 2016

Brand dan Branding

Seringkali kita mendengar istilah branding. Namun, apa sebanarnya maksud istilah itu.
Secara harfiah branding adalah kegiatan mengkomunikasikan brand kepada publik. Yang dikomunikasikan tentu saja bukan sekedar sebuah logo, namun segala hal yang akan dipresentasikan oleh brand tersebut.

Oleh karena itu branding tak dapat mencapai tujuan dengan baik jika tak ada sesuatu yang akan dibranding. Apa sesuatu itu? Sesuayu itu adalah brand.
Brand adalah sesuatu yang berbentuk logo, huruf atau simbol yang merepresentasikan satu kesatuan produk dan layanan. Brand merepresentasikan presepsi tentang harapan, kepuasan dan kepercayaan publik terhadap apa yang ditawarkan.

Kalau ga ada brand, lalu bagaimana? 
Ya brandnya harus dibuat dulu dong. Haruskah? Ga harus sih tapi sekarang trendnya masyarakat memang begitu. Masyarakat tidak beli produk tapi beli brand. Saat ke warung klontong, kita tidak mengatakan ingin membeli pasta gigi.tapi kita ingin membeli pepsodent atau close up. Saat kita ditanya kalau mandi pake apa? Kita tidak menjawab pake sabun tapi pake Lux atau give.

Iya karena begitu banyaknya produk sejenis, brand menenjadi sangat sangat penting.
Secara kontent tak ada perbedaan yang signifikan antara pepsodent dengan close up. Tapi karena positioning pepsodent sebagai pasta gigi keluarga lalu branding pepsodent yang sangat berkharakter keluarga, maka pepsodent dipresepsikan oleh masyarakat sebagai pasta gigi yang pas buat keluarga. Nah lalu muncul close up. Close up akan gagal jika ingin dipositioningkan sebgai pasta gigi keluarga. Karena Pepsodent sudah menguasai persepsi masyarakat sebagai pasta gigi keluarga. Close up lalu muncul dengan menohok segmen remaja. Lalu brand itu dipositioningkan sebagai pasta gigi keluarga lewat branding yang berkharakter remaja dan anak muda. Di segment ini kemudian closeup dapat lebih mudah diterima.

Lokasi Strategis, Tapi Gratis



Sayangnya tempat yang strategis selalu berbanding lurus dengan harganya juga. Makin strategis makin mahal. Situasinya makin rumit jika si pemilik tempat strategis itu meminta bayaran dimuka. Modal kita pun mati di muka. Remuk dah. Lebih remuk lagi jika bisnis kita masih bersifat eksperimentasi, belum punya brand atau kalaupum sudah punya brandnya belum kuat, belum dikenal atau produk yang dijual masih memerlukan masih asing dalam benak masyarakat.
Trus bagaimana cara mendapatkan lokasi yang strategis tapi bisa gratis?
Tips marketingcorner ini saya buat untuk menjawab pertanyaan bang Iwan yang mengaku beberapa kali tutup usahanya. Berikut tipsnya.
1. Pastikan produk kita dibutuhkan dan diinginkan masyarakat luas. Jika produk kita banyak pesaingnya, pastikan ada yang unik dalam pruduk utama, aksesoris, packaging atau layanan.
2. Buatlah brandname dan rancang brandmark. Cari nama yang bisa merepresentasikan konsep produk kita setelah itu rancang brand dan taglinenye. Ingat investasi  terbesar kita bukanlah uang tapi brand!
3. Promosikan, kenalkan  dulu produk kita secara online supaya tak banyak keluar dana. Lakukan layan antar dari rumah Anda. Maksimalkan promosi ini sambil mendengarkan respon dsri pelanggan. Jangan berpikiran harus untung besar dulu. Nutup uang keringat aja sudah lumayan.
4. Perbaiki produk kita atas dasar saran dari customer.
5. Cetaklah brosur atau flyer lalu sebarkan di pinggir-pinggir jalan strategis. Besarkan brand kita. Kalau ada untung alokasikan dulu untuk promosi. Kalau bisa lobby media massa untuk meliput bisnis kita.
5. Cari target lokasi. Utamakan dari jejaring terdekat kita. Bisa saudara, temen, saudaranya temen, atau temennya saudara. Kalau sudah dapat, perbanyaklah penyebaran promosi ke sasaran. Kalau bisa pastikan sasaran mencoba produk Anda. Kalau bisa kasih gratis ajalah. Itung-itung infaq.
6. Setelah itu datangi owner lokasi. Jangan bilang mau pinjam tempat atau mau sewa atau menumpang. Ingat kalau mau jadi pebisnis pantang meminta. Minta tempat, minta fasilitas, apalagi minta bantuan modal. Mereka yang paham bisnis pasti akan menolaknya. Karena mereka pasti enggan berhubungan dengan orang lemah. Trus gimana? Ajak mereka joint bisnis. Jangan takut untuk memberikan keuntungan yang besar bagi pemilik tempat. Bahkan kalaupun harus bagi rata, terima aja. Ga apa-apa, yang penting lokasinya keren. Tapi ingat, saat bikin perjanjian atau komitment usahakan hanya mengatur bagi hasil dilokasi itu saja. Bukan bagi hasil dari seluruh bisnis kita.
Proporsi bagi hasilnnya? Banyak tekhnik negosiasi yang bisa dilakukan. Misal 30:70, 30 untuk pemilik lokasi, 70 buat kita. Atau 50:50 dengan syarat modal rehab dan pengadaan peralatan dari pemilik lokasi. Dsb.
7. Pastikan usaha di lokasi yang baru ini benar-benar prima. Ga untung ga apa-apa yang penting bisa berjalan dengan baik dan bisa menutupi fix cost. Lah kalau ga untung dari mana duitnya? Lho lupa yah? Kan kita masih melayani penjualan online. Kalau omzet di lokasi melesat, biasanya akan diikuti dengan melesatnya penjualan online dari rumah kita. Trus yang kedua untung kita adalah  promosi gratis di tempat yang strategis. Bayangin berapa yang harus kita keluarkan kalau membuat billboard di pinggir jalan besar, hihii. Kurang lagi untungnya? Oke ketika brand kita sudah kuat, tawarkan kepada pemilik lokasi lain untuk joint dengan kita. Konsepnya sama, tak perlu sewa. Bagi hasil saja sesuai syariah. Saat brand kita sudah terkenal dan kuat, posisi tawar kita akan semakin kuat pula. Brand yang kuat akan memudahkan kita mencari mitra bisnis. Jaggan heran situasinya justru nanti kebalik. Pemilik lokasilah yang justru mencari kita. Kalau situasi ini terjasi haturkan Allahuakbar sekeras-kerasnya. Allahuakbar! Yess!
Nah kalau dapat mitra untik lokasi yang kedua gimana? Oke, mintalah bagi hasil yang lebih baik daripada lokasi yang lama.
Dalam kegiatan forum jumat di Masjid Kapal Ampera minggu yang lalu saya mengatakan syarat sukses bisnis itu ada tiga, yaitu tempat, tempat dan tempat. Terlebih bagi temen-temen yang terjun di bisnis kuliner.
Nah kini Anda sudah punya 3 outlet, satu dirumah, dan dua dilokasi yang strategis dengan sistem bagi hasil (syirkah).
Oya ada untung lainnya yang tak ternilai. Kita akan terhindar dari tekanan membayar uang sewa tahunan. Masalah tekanan ini sering dihadapi oleh pengusaha pemula.  Bisnis lagi mukai naik ehh sewa habis, lalu pontang panting cari pinjaman kesanakemari. Pusing dah.
Oke gitu dulu tipsnya. Silahkan dicoba. Dan semoga berhasil. Saya sih sudah,hihii.

MarketingCorner


Bismillahhirahmannirrahiim
Salah satu hasil diskusi pada forum jumatan di Masjid Kapal Ampera Jum'at yang lalu adalah perlunya dukungan dari sesama jama'ah untuk berbagi ilmu dalam pengembangan marketing produk/jasa. Untuk menjawab persoalan itu saya mengusulkan kepada pengasuh forum jumatan, Bang WalizAmpera, untuk membentuk unit layanan konsultasi marketing. Usulan itu disambut baik dengan bang WalizAmpera. Nah menindaklanjuti hal tersebut saya bermaksud akan memberikan infak profesi untuk membantu anggota jamaah forum jumatan dalam menerapkan prinsip marketing demi menunjang pengembangan bisnis milik jamaah. Bantuan tersebut dapat berupa konsultasi sampai ke bantuan tekhnis. Khusus untuk bantuan tekhnis saya hanya punya kemampuan dalam dunia komunikasi saja, khususnya dalam masalah brand dan branding.
Oleh karena itu, jika temen-temen jamaah forum jumat memerlukannya silahkan invite WA saya aja yah. Saya sengaja ga mau bikin group karena kurang efektif dalam memecahkan persoalan tekhnis.
Aturan main nya sederhana aja, yaitu tetap berprasangka baik jika saya blm merespon pertanyaan2an temen2. Karena di saat yang sama bisa jadi saya sedang di jalan, bisa jadi saya lagi menggoyang mouse, atau bisa aja lagi berburu :-). Tapi semua pertanyaan saya usahakan bisa sy reapon, tentu sebatas kedangkalan ilmu dan pengalaman saya. Semoge bermanfaat yah dan sile diinvite nomor wa nya:

085245186277

ORANG JAWA LEBIH JAGO BERPOLITIK

Iseng-iseng otak-atik angka durasi umur negeri-negeri di Pulau Jawa. Kesimpulannya orang Jawa itu lebih jago berpolitik daripada orang ...