Sabtu, 28 Juni 2014

Latihan senyum

Sabtu tadi melalui Pay Jarot Sujarwo, saya diminta untuk mengiri pelatihan pelayanan prima yang diselenggarakan oleh  Perpustakaan Daerah Provinsi Kalimantan Barat.pelatihan itu diselenggarakan selama 3 hari berturut-turut. Nah, saya kebagian di hari terakhir.
Dari Pay JS saya mendapatkan informasi bahwa jumlah peserta 50 orang dan sebagian peserta adalah anggota TNI AD yang akan ditugaskan di daerah perbatasan, sebagai penjaga perbatasan sekaligus penjaga perpustakaan.
Saya sering mengisi forum pelatihan, namun baru kali ini audiencenya sebagian besar adalah tentara. Padahal  saya berencana membawakan materi tentang senyum sebagai salah satu faktor penting untuk memperbaiki pelayanan publik pada instansi pemerintahan. Sedangkan sepengetahuan saya, prajurit TNI justru terdidik sebagai individu yang keras dan tegas. Tentu meminta mereka untuk selalu tersenyum bukan perkara yang mudah...
Namun, saya sangat bersyukur bahwa ternyata para prajurit TNI yang masih muda belia itu mau mengikuti instruksi saya berikan seperti menjunjung dompet dan menggigit sumpit.
suasana pelatihan pelayanan prima di hotrel gajahmada, pontianak

Selasa, 17 Juni 2014

Website baru swadesiprinting

Bisnis percetakan di pontianak sangak kompetitif. Dengan pasar yg kecil dan pemain yang banyak, bisnis percetakan dipontianak memerlukan inovasi pelayanan. Perlu perjuangan lebih besar juga karena kami telah meluncurkan layanan percetakan kilat di pontianak dan di kalbar, dimana produk percetakan seperti poster atau pamflet dapat dicetak dalam waktu sangt singkat.
Salah satu inovasi yang kami lakukan adalah dengan membuka pelayanan informasi dan pelayanan secara online. Kamipun membuat beberapa website sebagai sumber informasi 24 jam dan ruang pelayanan terbuka. Tak beberapa lama setelah website kami bangun, orderpun berdatangan. Tak hanya dari pontianak tapi juga dari beberapa kota besar di indonesia.
Namun sayangnya website kami yang beralamat di www.swadesiprinting.com hilang karena kelalaian saya memperpanjang jasa hosting. Saya memang harus bedrest selama satu bulan sehingga tak pernah membuka email. Cilakanya pemberitahuan expired disampaikan oleh vendor melalui email.
Tapi, yah dalam bisnis selalu ada masalah. Ada rasa kecewa.namun tak berkelanjutan. Hari itu juga saya membangun website baru dengan alamat baru di www.swadesiprinting.net. hampir 3 hari saya membangun website itu.membangun dari awal, karena ternyata saya tak membuat beckup data website lama.
Hari ini alhamdulillah website cru kami sudah menduniamaya.walaupun belum seoptimal website lama, namun website itu sudah mulai dikunjungi customer.

Senin, 16 Juni 2014

Hermawan Kertajaya Makin Religius,WOW!

Tak seperti 16 tahun yang lalu kali ini Hermawan Kertajaya tampak lebih religious, lebih wise.
Hermawan menjelaskan tentang era marketing 3.0. Dimana setiap perusahaan harus mampu menyuguhkan produk dan pelayanan yang terpercaya.

Ia memperkuat argumentasinya dengan ajaran Islam yang dianggapnya sangat matching dengan tantangan dunia saat ini. Sebuah perusahaan menurutnya harus memiliki sifat terpuji sebagaimana yang dimiliki Nabi Muhammad,yaitu shidiq, amamah, tabligh, fathanah. Seorang penganut katolik yang islami, WOW!

Hermawan Kertajaya, WOW!

Terakhir menyerap ilmu dari pak hermawan sekitar 16 tahun yang lalu. Saat sy masih kuliah dijogja. Ilmunya tentang brand, process and positioning masih melekat sampai sekarang.
Ilmu pak hermawan yang serap selama lebih kurang 3 jam di 16 tahun yang lalu itu juga yang menjadi modal saya untuk untuk menopang profesi saya sebagai pengajar ilmu marketing, konsultan komunikasi politik dan pariwisata, hingga menjadi seorang graphic desïgner.
Nah pagi tadi malam, sahabat saya, subhan noviar, yang berkarir di perusahaan distributor semen gresik memberi saya undangan untuk menghadiri ceramah pak hermawan dalam acara indonesia marketeers festival 2014, di hotel aston pontianak. Saya hanya bisa bilang WOW!
akhirnya saya bisa nyantrik lagi dengan hermawan kertajaya setelah 16 tahun...WOW

Minggu, 15 Juni 2014

MENERIMA CAHAYA CINTA


Cinta. Itulah yang membedakan antara manusia dengan hewan. Hewan punya cinta, tapi  cinta yang dimiliki oleh hewan tak berlangsung panjang. Hewan juga tak punya kemampuan untuk mengatur volkume cinta. Ia tak mampu menyedikitkan atau memperbanyak. Cintanya segitu saja tak berkurang. Tidak juga bertambah. Ia juga tak mampu mengatur sendiri kapan cinta itu harus dihadirkan. Kapan cinta itu hilang.

Seekor harimau misalnya, tentu memiliki cinta. Ia misalnya, sangat mencintai anak-anaknya. Ia akan melindungi anaknya dengan sekuat tenaga, bahkan ia akan melindungi anaknya dengan nyawanya. 

Namun cinta yang sempurna itu tak berlangsung lama. Cinta hewan buas itu memiliki durasi yang pendek. Harimau misalnya hanya memiliki durasi cinta antara 2-3 tahun. Saat sang anak beranjak dewasa misalnya, cinta sang induk pada anaknya akan berangsur-angsur pudar. Dan ketika sang anak sudah semakin mandiri dalam memenuhi kebutuhan ekonomis terlebih ketika sanga anak sudah mulai mengenal asmara, maka cinta sang induk akan hilang. Sang induk  bahkan bisa terlibat dalam konflik fisik yang sangat keras dengan anak yang ia lahirkan dengan susah payah itu.

Berbeda dg hewan, potensi durasi cinta manusia jauh lebih panjang. Bahkan tak dibatasi ruang dan waktu. Cinta manusia dapat berlangsung sangat panjang namun bisa pula berlangsung dengan sangat pendek. Manusia juga bisa mengatur cintanya. Ia bisa mengatur kapan harus menumbuhkan, kapan ia harus membunuh cinta dan menggantinya dengan kebencian.
Sayangnya, manusia sering lupa dengan kemampuannya untuk mengelola cinta ini. Karena tak memiliki kemampuan, maka seringkali kita melihat seorang manusia yang sedang mencintai seseorang bersikap dan berperilalku yang aneh-aneh. Seringkali juga kita menyaksikan drama anak manusia yang kejam tak terperi  karena rasa cintanya sudah ia buang habis dan ia gantikan dengan kebencian.

Dalam rumah tangga, katalis pengatur cinta adalah ego. Maka mengatur cinta sejatinya adalah mengatur ego. Ego yang tak terkendali membuat kita hilang kesadaran. Kita merasa menjadi sentral atas semua kemajuan. Sedangkan orang lain kita anggap sebagai sentral dari persoalan.

Merasa benar, merasa lebih baik, merasa ingin lebih menonjol, itulah bentuk aktualisasi dari ego kita. Dalam situasi yang ekstream saat ego memuncak, nafsu dapat dengan mudah membakar amarah. Lalu munculah pertikaian, munculah perseteruan, saling hardik, saling caci, bahkan berujung pada bentrok fisik.

Jika ego itu semakin tak terkendali hilanglah kemanusian kita, tak ada lagi saling percaya, tak ada lagi kedamaian. Hîdup saling curiga dan salingbenci. Hubungan antar anak manusia tak bisa salng menghargai tak bisa saling menghormati.

Namun demikian, ego adalah fitrah manusia. Ego tak mungkin lenyap dari diri manusia. Ego hanya bisa dikendalikan. Salah satunya dengan menghadirkan cinta dalam hati kita.

Sayangnya cinta itu tak akan pernah tumbuh di hati yang penuh dengan debu. Ia hanya bisa tumbuh di hati manusia yg bersih. Karena hati manusia sejatinya adalah cermin.

Karena cermin yang bersihlah, maka manusia mampu menerima cahaya cinta. Iya menerima! Karena itu berasal dari Tuhan. Manusia hanya mampu menerima lalu memantulkan kembali cahaya cinta itu kepada obyek yang ia mau.

Nah jika demikian adanya, mari bersihkan hati kita agar cermin jiwa kita menjadi lebih jernih. Dan semoga dengan kejernihan itu kita dapat menangkan percikan cahaya Allah dan memantulkannya kepada seluruh alam semesta.

Sungguh berbahagialah manusia yang mampu menerima cahaya cinta.

Bungben, Pontianak, 15 Juni 2014

ORANG JAWA LEBIH JAGO BERPOLITIK

Iseng-iseng otak-atik angka durasi umur negeri-negeri di Pulau Jawa. Kesimpulannya orang Jawa itu lebih jago berpolitik daripada orang ...