Pelatihan hari ke dua di Perguruan IBM ternyata masih diikuti oleh sebagian besar peserta yang hadir hari Jumat kemarin. Perkiraan saya mungkin hanya 5-6 orang yang tak hadir.tentu ini merupakan pertanda baik semakin hausnya mereka dengan ilmu.
Penampilan para peserta pada hari kedua ini juga jauh lebih tertib dibandingkan kemarin. Tatapan mata mulai tajam. Gerakan tubuh semakin tenang. Hal ini menandakan mereka sudah mulai memahami perlunya keseriusan dalam proses belajar.
Saya masih berupaya meyakinkan para peserta pelatihan tentang hebatnya intelektual yang mereka miliki. Hal ini penting untuk membangun kesadaran mereka terhadap kepemilikan aset paling berharga yang mereka miliki, yaitu akal sekaligus meyakinkan bahwa akal yang mereka miliki dapat diasah menjadi lebih tajam menjadi lebih cerdas dengan cara yang sederhana.
Saya masih fokus melatih para peserta untuk mereview data yang tersimpan dalam memori mereka. Dua orang peserta saya minta untuk menyebutkan organ tubuhnya dengan cara cepat. Namun, keduanya gagal. Dalam waktu sekitar 15 detik ia hanya mampu menyebutkan 3 organ tubuhnya. Hal itu berarti mereka belum memahami benar apa yang dimaksud dengan mereview memory secara runtut. Lalu saya memberikan contoh agar menyebutkan organ tubuhnya secara runtut. Lalu memberi mereka resep mendayagunakan imaginasi untuk memaksimalkan pemanggilan memori. Saya meminta salah satu peserta yang gagal tersebut untuk membayangkan tubuh rekannya, seakan akan ia hadir didepan matanya. Lalu saya minta ia untuk menyebutkan organ tubuh rekan yang ia lihat secara imajinatif tersebut dengan runtu dan dengan mata terpejam agar lebih konsentrasi. Kali ini ia bisa menyebutkan dengan sangat cepat, dan tak terbata-bata lagi seperti sebelumnya.
Sekaranng sepertinya mereka mulai memahami hubungan antara berpikir runtut, imajinasi dan konsentrasi.
Sesi pelatihan ringan tersebut saya tutup dengan memberikan nasehat tentang pentingnya konsentrasi dan pengamatan terhadap sebuah objek demi memaksimalkan fungsi akal. Lalu menghubungkannya dengan tradisi belajar dan tradisi hidup kita yang seringkali mengabaikan aspek konsentrasi ini. Sayapun mengatakan bahwa semua organ tubuh manusia itu sama. Sehingga jika kita dapat menyebutkan organ tubuh rekan kita, maka kita juga akan mampu menyebutkan organ tubuh berjuta orang yang berbeda. Bahwa ada beberapa organ yang tak dapat kita sebutkan hal itu karena minimnya pengamatan dan pengetahuan kita terhadap aneka jenis dan istilah organ tersebut. Dan dengan pengamatan yang runtut, detail dan dengan memahami aneka sumber pengetahuan tentang organ tubuh maka akan semakin banyak organ tubuh yang dapat kita rekam dan kita review kembali dengan teknik imaginasi. Demikian pula dengan organ binatang dan tumbuhan. Tak ada yang berbeda dari dulu hingga sekarang. Semua bisa dipelajari dan direkam dengan baik jika kita memerlukannya. Untuk mempelajarinya jangan lewat buku. Tapi langsung melihat secara fisik obyek yang kita amati. Dan jika kita tak tahu namanya maka barulah cari nama itu dari berbagai sumber pengetahuan apakah bertanya dengan orang yang lebih tahu atau membaca buku. Begitulah cara belajar yang benar. Dan amati serta pelajari obyek yang hanya menarik perhatian kita saja atau yang kita anggap perlu dan ada manfaatnya untuk diamati dan direkam dalam memori. Jika sekiranya tak ada manfaatnya janganlah membuang energi untuk hal tersebut. Cari ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat bagi Anda dan lingkungan Anda. Sehingga kita tak perlu hanya sekedar ingin mengetahui persoalan organ tubuh manusia lalu bersusah payah menunggu bertahun tahun dan menghabiskan banyak uang untuk kuliah di fakuktas kedokteran. Jika dianggap penting, perlu dan mengasikan, pelajarilah sekarang juga. Saya menambahkan betapa saat ini kita semua dipaksa untuk mempelajari aneka pelajaran yang tidak kita perlukan. Betapa kita dipaksa untuk mengingat aneka pengetahuan yang tak menarik bagi kita untuk dipelajari. Dan akhirnya waktu kita habis hanya untuk mempelajari aneka pengetahuan yang tak ada dampak positifnya buat kita sendiri atau untuk orang lain.
Para peserta menyimak dengan serius apa yang saya sampaikan. Bisa jadi mereka juga belum paham dengan apa yang saya sampaikan. Namun saya yakin satu saat nanti mereka akan paham.
Sesi kedua pelatihan saya buka dengan tema hantu. Saya bertanya pada peserta apakah mereka percaya pada hantu. Sebagian besar dari mereka mengatakan percaya.namun, saat saya tanya apakah mereka pernah melihat pocong, sundal bolong, genderuwo dan sejenisnya, semua mengatakan tak pernah. Saya bertanya kembali kepada mereka jika hantu itu ada, siapa yang menciptakan? Dengan ragu-ragu mereka menjawab Tuhan. Lalu saya bertanya lagi mana yang lebih menakutkan, Tuhan atau Hantu? Mereka menjawab hantu sambil tertawa ragu.
Lalu saya menjelaskan asal muasal hantu dan hubungannya dengan Tuhan. Bahwa hantu itu diciptakanoleh manusia jahat agar kita melupakan Tuhan. Lalu saya meminta mereka menyebutkan Tuhan berkali-kali. Mereka menyebutkannya...dan tak lama kemudian peserta tertawa semua...
Saya diam sejenak. Lalu mengatakan dengan tegas dan keras: mereka yang percaya dengan hantu berarti tak percaya dengan Tuhan. Dan orang yang percaya Tuhan tak boleh percaya dengan hantu.
Kemudian saya menjelaskan berbagai argumentasi bahwa hantu itu buatan manusia karena hantubyang ada di luar negeri berbeda dengan hantu yang ada di Indonesia. Dan istilah pocong hanya ada pada orang indonesia setelah menganut ajaran Islam dimana orang yang meninggal haruslah dikafani. Sebelumnya istilah itu sama sekali tak ada. Jika benar-benar pocong itu ada maka tentu istilah itu sudah disebutkan dalam kitab-kitab yang disusun oleh cendikiawan jaman singosari, majapahit atau mataram kuno. Lalu saya memberikan argumentasi lainnya tentang tak ada pocong atau sundal bolong di eropa dan seteruanya dan seterusnya...
Saya diam sejenak...memberikan kesempatan kepasa peserta untuk menyerap argumentasi saya. Lalu saya melanjutkan penjelasan tersebut dengan tujuan manusia jahat tersebut menciptakan hantu-hantu itu. Yaitu agar kita tak agar kita menjadi manusia penakut, agar kita tak suka dengan keheningan, agar kita membenci malam hari. Padahal kecerdasan itu milik orang-orang pemberani. Dan malam yang hening itu adalah momen paling hebat untuk mengembangkan akal dan fikiran. tak mungkin ada orang cerdas yang membenci malam dan membenci keheningan. Kita dijauhkan dari tradisi yang memungkinkan kita mampu meningkatkan kecerdasan akal kita. Kita sengaja dibentuk sedemikian rupa agar menjadi manusia-manusia penakut, manusia-manusia yang membenci malam dan membenci keheningan, menjadi manusia-manusia yang memiliki daya konsentrasi dan daya imajinasi yang hebat. Kita semua sedang dijebak menjadi manusia-manusia bodoh!
Saya menghentikan ucapan saya...mata mereka tak bergerak memandangi gerakan bibir saya yang menembakan kata-kata yang sayapun tak tau datang dari mana.
Saya menutup sesi itu dengan meminta tanggapan peserta. 4 orang peserta menyatakan bahwa pelatihan ini sangat bermanfaat buat mereka. Dan saya meminta mereka menentukan tindak lanjut dari pelatihan ini. Mereka meminta saya agar setialphari sabtu dapat membimbing mereka berdiskusi seperti ini lagi. Saya tak punya jawaban lain selain menyatakan SIAP!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ada Komentar?