Gus Tanto itu ternyata punya pesantren neng jogja lho! Jadi pingin ke Jogja, kota dimana para ribuan mahasiwa dulu berladang dengan buku, spanduk dan megaphone dan hasilnya kini dimakan sama para elite politik, hihii wedus tenan!
Nah dijogja itu Gus Tanto menyantuni ribuan anak yatim lewat pesantrennya. Yang menarik ribuan santrinya itu ga perlu bayar.
"Aku harus ngeluarkan 500juta sebulan buat pesantrenku, hiii. Nek aku sing miker yo abot,hihii", gitu bisik gus tanto pada diskusi malam hari di Pusat Dakwah PMM AY.
"Lha trus pripun Gus? Maksud saya dari mana duitnya?" Tanya saya.
"Dari Allah!", kata Gus Tanto
"Wah, ga logis orang ini", protes saya dalam hati.
"Prosese prioun, Gus?" Kejar saya.
"Lha mbuh, piye. Ga tak pikirin", jawab Gus Tanto sambil nyeruput kretek DjisamSoe nya.
Otak materialis ala kark marx di kepala saya meletup-letup protes. Ga mungkin segala sesuatu yang terjadi di muka bumi ini tapa proses materialistik.
"Lho kok ga mikir Gus? Lha trus sapa yang mikirin cari uangnya?", kejar saya.
"Lha ga ngerti, ada aja orang yang ngejar-ngejar saya minta jualin ini dan itu, minta dikelolain tambangnya, dsb. Dan saya ga tau dari mana mereka berasal. Lha ini barusan ada orang yang ngasih ladang minyak di cepu.makanya saya mau kesana besok", ujar Gus Tanto santai.
Ladang Minyak? Wuih...guede banget mestine kuwi. Bukan ladang jagung opo ladang kedele.tapi iki Ladang Minyak bro!!!
Lha inilah yang menarik. Bagaimana mungkin seorang pengasuh ponpes yang mengasuh ribuan santri dan anak yatim justru lebih dipercaya oleh pengusaha ketimbang saya yang sudah belasan tahun menjadi pengusaha...
Tentu ada rahasia dibalik itu...
Bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ada Komentar?