Senin, 28 Juli 2014

Dahsyatnya Sistem Ekonomi Islam III

Tarif pajak dapat menjadi instrumen yang efektif pula untuk mengatur aktivitas ekonomi masyarakat dan penyerapan tenaga kerja. Pajak tersebut dikenakan pada pendapatan masyarakat, penjualan, dan barang-barang yang diproduksi dan atau diperdagangkan masyarakat. Pembebanan pajak pada gaji masyarakat misalnya akan mengurangi hasrat masyarakat membeli barang, sehingga dapat mengurangi laju inflasi. Hasil pajak yang ditarik digunakan pemerintah untuk berbagai keperluan seperti meningkatkan pengeluaran pemerintah, menyelenggarakn program jaminan sosial, atau peningkatan kualitas pelayanan publik.
Demikian pula pajak yang dibebankan pada hasil produksi dan barang dagangan di masyarakat semuanya punya pengaruh yang besar terhadap aktivitas ekonomi masyarakat, tingkat konsumsi dan tingkat pengangguran.

Negara-negara kapitalis liberal seperti amerika serikat mengendalikan polik dalam negerinya melalui dua instrument tersebut. Negara tak boleh ikut-ikutan bisnis seperti mendirikan bumn, atau melakukan aktivitas jual beli. Semua mekanisme diserahkan pada pasar. Sehingga jangan harap negara-negara itu melakukan operasi pasar menjual sembako dengan harga murah saat ada gejala inflasi. Jangan harap pula pemerintah mau membeli produk petani untuk mempertahankan harga jual yang layak saat petani mengalami surplus produksi. Semua diserahkan pada mekanisme pasar yang tunduk dengan hukum supply and demand.

Kelemahan ini dijawab secara dialektis oleh ekonom beraliran komunis. Para ekonom komunis beranggapan akan sangat berbahaya apabila negara hanya bisa mengendalikan ekonomi melalui suku bunga dan tarif pajak saja sementara masyarakat dibiarkan bebas bertransaksi sesuai dengan mekanisme pasar. Negara harus memiliki otoritas yang lebih besar dalam mengendalikan perekonomian masyarakat. Negara harus memiliki kekuatan penuh untuk mengintervensi aktivitas ekonomi masyarakat.termasuk memproduksi, menjual dan mendistribusikan barang dan jasa.
Sementara masyarakat hanya boleh berekonomi secara terbatas.

Diatas kertas konsep itu bagus karena tak ada lagi pabrik yang memberlakukan buruh semau hati.buruh tidak lagi bekerja pada majikan akan tetapi bekerja untuk dirinya sendiri dan untuk negara. Namun kenyataan dilapangan berkata lain. Negara justru tak memiliki kemampuan yang baik dalam mengurus distribusi kebutuhan hidup bagi seluruh masyarakat.akhirnya hanya rakyat yang dekat dalam jangkauan pelayanan saja yang mampu disejahterakan. Sementara yang berada jauh dari pusat kekuasaan harus tetap hidup dalam jeratan kemiskinan
Bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ada Komentar?

ORANG JAWA LEBIH JAGO BERPOLITIK

Iseng-iseng otak-atik angka durasi umur negeri-negeri di Pulau Jawa. Kesimpulannya orang Jawa itu lebih jago berpolitik daripada orang ...