Oleh Luqmanul Hakim & Aqmal Bashir (Benis S)
Sekilas mimpi dan
impian memiliki makna yang sama. Namun tahukah kita bahwa kedua kata tersebut
memiliki perbedaan yang mendasar? Mimpi itu adalah sebuah aktivitas kerja otak
yang memutar rekaman dalam situasi tubuh kita tertidur. Jadi mimpi itu datang begitu
saja tanpa pernah mampu kita atur. Oleh karena itu mimpi sering dikiaskan
sebagai bunga tidur.
Berbeda halnya
dengan mimpi. Impian adalah sebuah keinginan atau cita-cita yang ingin kita
wujudkan di masa yang akan datang. Keinginan dan cita-cita itu secara sengaja
kita hadirkan dalam fikiran kita. Memiliki keluarga yang sakinah dan mawardah
adalah sebuah impian, memiliki rumah yang bagus, mobil yang bisa membawa kita
berpergian kesana kemari, serta memiliki pendapatan yang dapat memenuhi
kebutuhan kita adalah sebuah impian. Kita secara sadar sengaja menghadirkannya
dalam fikiran kita.
Impian adalah sebuah
cita-cita yang sangat ingin kita wujudkan. Setiap orang memiliki impian tentang
masa depannya. Yang membedakan sebuah impian dapat terwujud atau tidak adalah
adalah masalah keyakinan. Banyak orang
yang gagal mewujudkan impian karena ia tak pernah yakin dengan apa yang ia
impikan. Keyakinan adalah sumber dari mindset. Sedangkan Mindset merupakan asal
muasal terbentuknya sikap kita. Tanpa
perbaikan sikap, mustahil impian kita akan terwujud.
Impian dan Sikap
Impian itu menentukan Aapa yang akan kita dapatkan, sedangkan sikap menentukan apakah kita
benar-benar akan mendapatkannya.
Ada ilustrasi yang
menarik tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan. Para pakar
psikologi mengatakan bahwa kunci sukses itu terdiri dari empat hal, yaitu luck
(keberuntungan), knowledge (pengetahuan), hardwork (kerja keras), serta
attitude (sikap). Manakah diantara ke empat faktor tersebut yang benar-benar
mempengaruhi terwujudnya mimpi? Mari kita hitung.
Menghitungnya
sederhana dengan menambahkan angka setiap huruf pada kata tersebut. Misalnya A
adalah huruf dengan angka urutan 1, B adalah huruf dengan angka urutan 2,
sedangkan C adalah huruf dengan angka urutan 3, dan seterusnya. Lalu kita
jumlahkan urutan angka tersebut. Ini dia hasilnya.
Kesimpulannya,
ternyata yang mendapat skor tertinggi untuk kesuksesan adalah attidude.
Walaupun kalkulasi diatas hanyalah sekedar ilustrasi, namun setelah kita
renung-renungkan ternyata benar, bahwa sikap kita lah yang sangat menentukan
ketiga faktor sukses lainnya itu.
Kita tak akan pernah
menjadi orang-orang yang beruntung apabila kita tidak memiliki sikap
orang-orang yang beruntung. Sebagai ilustrasi ada dua yang memerlukan modal
untuk usaha, sebut saja si A dan si B. Si A adalah seorang yang bersikap jujur,
amanah, dan bisa bersikap hemat. Sedangkan si B adalah orang yang suka
berbohong, tidak amanah, dan bersikap boros. Apabila Anda adalah sahabat dari
kedua orang tersebut dan ingin berbisnis dengan salah seorang dari rekan Anda
tersebut, mana yang akan Anda pilih sebagai partner bisnis Anda? Tentulah kita
semua sepakat untuk memilih si A. Si A merasa beruntung, sedangkan si B merasa
tidak beruntung. Demikianlah sikap mempengaruhi keberuntungan seseorang.
Demikian juga
hubungan sikap dengan pengetahuan. Untuk mewujudkan cita-cita sudah barang
tentu kita memerlukan pengetahuan. Kita ingin sukses berdagang kain, maka kita
harus memiliki pengetahaun tentang jenis-jenis kain, mengetahui kualitas,
motif, warna, asal pabrik, harga hingga supplier kain tersebut. Jika kita tidak mengatahuinya, sudah dapat
dipastikan usaha kita menjual kain akan gagal. Lalu apa hubungan antara sikap
dan pengetahuan?
Sikap kita akan
mempengaruhi banyak atau tidaknya pengetahuan yang kita miliki. Jika kita
bersikap sok tau, malas belajar, tak mau bertanya, serta tak berani mencoba
hal-hal yang baru, maka jangan harap pengatahuan akan menghampiri kita.
Sebaliknya apabila kita rajin belajar, rajin bertanya, dan berani mencoba
hal-hal yang baru, maka insyaAllah ilmu pengetahuan yang kita miliki akan terus
bertambah.
Lalu bagaiamana
hubungan antara sikap dan kerja keras? Kerja keras merupakan salah satu
persyaratan utama untuk mewujudkan impian. Kerja keras itu berhubungan dengan
sikap optimis yang kita miliki. Sikap optimis terkait erat dengan keyakinan
kita terhadap proses yang kita tempuh
dan tujuan yang akan kita capai. Kita enggan bekerja keras apabila kita tidak
bersikap optimis dengan proses dan tujuan yang akan kita capai. Seorang yang bersikap
optimis akan menikmati langkah demi langkah usahanya. Seorang yang bersikap
optimis akan menikmati tetes demi tetas keringat yang membasahi tubuhnya. Ia
sangat yakin bahwa hanya dengan kerja keraslah apa yang ia impikan dapat ia
wujudkan secara perlahan-lahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ada Komentar?